Dialog Hati, Dialog dengan Fikiran Sendiri, Muncul dari Berbagai Kondisi, tidak Selamanya Ia Nyata, tidak juga hanya Fiktif Belaka

4/18/09

Mencinta dan Cinta Sejati

Inikah namanya cinta?? Malam ini aku berdiskusi dengan seseorang yang baru saja ku kenal. Entah dorongan apa yang membuatku ingin mengenalnya, tujuankupun mulai mengabur.. Entahlah..

Mulanya, aku sering mendengar curahan hati seorang teman, yang mengatakan kalau hatinya telah dibawa pergi oleh seseorang yang pernah menjadi si penjaga hati. Hampir setiap saat disela komunikasi kami nama si lelaki tetap saja tersebut dari suara lembutnya.. Kala itu aku selalu mengatakan kalau sudah saatnya ia bahagia dan membuka mata kalau masih banyak keindahan yang bisa ia tatap dari tempat yang berbeda. Namun, tetap saja si lelaki menjadi topik yang paling sering menjadi perbincangan dia denganku. Berdoa, menasehati dia untuk segera melupakan ternyata tidak ada gunanya.

Kala itu aku berfikir kalau ia masih sendiri sepeninggalan si lelaki. Diluar dugaanku dia ternyata punya seseorang yang menyukainya, lelaki itu menyukainya, dan ia menerima si lelaki karena rasa kasihan dan karena hanya ingin mengisi kekosongan hatinya.. sayang sekali, hati yang lain diterimanya, akan tetapi tidak lagi bisa mendapati keutuhan cintanya... Karena setiap saat dia berkata kalau si lelaki tidak boleh berharap banyak padanya..

Satu hari aku pernah berniat untuk mengembalikan si lelaki yang sudah membawa hatinya pergi,. dan aku juga mendengar jawaban si lelaki tidak jauh beda dengan jawabannya.
Aku punya seseorang sekarang, dia menyukaiku dan aku coba untuk terima dia.
Hmmm....
Sekali lagi aku mendesah,, buat apa yang telah terjadi pada kedua sahabat ku tersebut. si lelaki menjalin hubungan dengan seseorang yang tidak ia cintai. pun sahabat menerima cinta seseorang tetapi hatinya tetap saja masih berlabuh di hati cinta terdahulu..

Benarkah sebenar-benarnya cinta itu akan hanya ada sekali dalam sejarah perjalanan kehidupan manusia di muka bumi ini? atau mereka-mereka saja yang membuat dan membawanya terlalu serius hingga harus ada luka dari setiap hubungan cinta yang terlarang dimata agama.

Kali ini aku tidak menilik dari sudut pandang agama, hanya dari sudut pandang awam dan daifku. Secara logika memang, ketika seseorang mencinta maka ia akan mencoba memberikan seluruh kesanggupannya untuk si penerima cinta tersebut, dia akan memberikan seluruh keindahannya, menampakkan senyum termanisnya, berusaha berbicara selembut mungkin, berusaha mengungkap segala perasaan dengan segala hal yang menyenangkan.

Tidak jarang pula, hubungan tersebut diselingi dengan derai air mata, yang bisa bermakna kerinduan, kebahagiaan, kepedulian pada sipencinta atau si penerima cinta.

Namun, cinta yang notabene dilarang oleh agama tersebut, acap kali melukai hati, membuat air mata tumpah dan memberikan bekas yang sangat sulit untuk dihilangkan dari dasar hati. Hingga pada endingnya seseorang yang sudah pernah begitu mencintai tidak akan pernah punya cinta sepenuh hati lagi diperjalanan berikutnya..
Ohhh,, alangkah sayangnya para penerima cinta dari seseorang yang sudah pernah menyerahkan cintanya buat pribadi-pribadi terdahulu..

Dengan logika si daif ini, ada kesimpulan yang terbesit difikiran bahwa, mungkin itulah salah satu alasan kenapa Allah melarang terjalinnya hubungan cinta sebelum kedua insan manusia diikat dengan tali pernikahan,, karena ikrar dalam pernikahan tentu tidak akan segampang mengingkari ikrar percintaan.

Maka dari itu, berbahagialah bagi siapa saja yang belum pernah memberi ataupun menerima cinta semu.. sehingga cacat hati tidak akan pernah anda derita di hidup anda, dan keutuhan hati hanya akan menjadi milik seseorang yang dikirimkan oleh Allah buat mengiringi hidup anda dunia akhirat.

Cinta sejati adalah cinta Allah pada hambanya, Cinta Rasul pada umatnya, Cinta orang tua pada anaknya, hanya itulah cinta yang tidak akan pernah teringkari sepanjang perjalanan hidup umat manusia. Karenanya.. Nikmatilah cinta sejati itu, itulah sebenar-benarnya cinta yang membuat hati utuh buat selamanya.. Semoga

No comments: