Dialog Hati, Dialog dengan Fikiran Sendiri, Muncul dari Berbagai Kondisi, tidak Selamanya Ia Nyata, tidak juga hanya Fiktif Belaka

4/24/08

Bungong Jeumpa Lyric

Bungong jeumpa bungong jeumpa megah di Aceh
Bungong telebeh, telebeh indah lagoina
Bungong Jeumpa-Bungong Jeumpa Megah di Aceh
Bungong Telebeh, telebeh indah lagoina

Puteh kuneng mejampu mirah
Keumang siulah cidah that rupa
Puteh kuneng mejampu mirah
Keumang siulah cidah that rupa

Lam sinar buleun lam sinar buleun angen peu ayon
Ru roh mesuson mesuson, nyang malamala
Lam sinar buleun lam sinar buleun angen peu ayon
Ru roh mesuson mesuson, nyang malamala

Mangat that mebe’i menyo ta thim com
Lepah that harum si bungong jeumpa
Mangat that mebe’i menyo ta thim com
Lepah that harum si bungong jeumpa

Read More......

4/23/08

Antara Email, Wanita Paruh Baya, dan Pulo Aceh

Hari ini saya menerima sebuah email dari salah seorang Professor di jurusan, dan isinya adalah tawaran untuk mengikuti “Peace Camp” yang akan diadakan pada Summer vacation di bulan Agustus nanti, Kegiatan ini diadakan di beberapa Negara seperti Indonesia (Aceh), Timor Leste, Afganistan dan Pakistan. Akhirnya sayapun tergerak untuk membuka situs yang dikirim oleh sang professor. Namun alangkah terkejutnya saya ketika membuka website tersebut. Ternyata misi mereka adalah menyebarkan ajaran Kristen yang disajikan lewat paket-paket kegiatan yang menarik, seperti kursus bahasa inggris, pengelolaan pustaka sekolah, dll. Mereka adalah para gembala yang sedang mencari atau menunjukkan arah dari domba-domba yang tersesat (Missionarisme).

Teringat juga hari-hari pertama di Taiwan ketika saya dan dan beberapa teman berkunjung ke sebuah restoran cepat saji dengan tujuan mencari makanan yang halal, tiba-tiba kami di datangi oleh sekelompok orang berpakaian rapi, berdasi, berperawakan tinggi,dan saat itu saya menebak pastilah mereka bukan penghuni benua ini, melainkan berasal dari Eropa ataupun Amerika, begitulah dugaan saya saat itu. Selang beberapa saat ketika kami baru saja duduk di restoran tersebut, mereka menghampiri meja kami dan memperkenalkan diri. Ternyata dugaan saya tepat mereka berasal dari Jerman, United States dan satunya lagi dari Canada kalau saya tidak salah. Lalu merekapun memulai percakapan dengan bahasa mandarin, pada saat itu saya sama sekali tidak mengerti isi pembicaraan mereka dengan teman saya yang orang Taiwan, saya mengira kalau mereka adalah para salesman yang sedang menawarkan produknya pada teman saya, Selang beberapa saat merekapun mengeluarkan sebuah kertas, yang tidak lain adalah brosur dari program-program yang sedang mereka tawarkan pada teman saya (salah satu programnya adalah Kursus bahasa inggris gratis) yang sedang mereka jalankan saat ini. Ketika membaca brosur tersebut barulah saya mengerti kalau ternyata mereka adalah para misionaris yang sedang menyebarkan misinya.

Pengalaman dan pemandangan seperti ini bukanlah barang langka di Taiwan, jika kita berjalan melewati restoran cepat saji khusunya “McDonald”, maka kita akan melihat sekumpulan orang yang berkemeja putih, celana hitam dan berdasi, menunggu di depan restoran, melihat para pengunjung McD, dan mereka akan mencoba menghampiri siapa saja untuk diajak bergabung bersama mereka.

Lalu cerita selanjutnya adalah, kira-kira seminggu yang lalu kami diperkenalkan oleh teman dengan wanita paruh baya yang tinggal di Taiwan, wanita tersebut mengatakan kalau dia sudah sering bolak-balik Taiwan-Aceh untuk menjalankan pekerjaanya, dan dia mengatakan kalau dia bisa menyanyikan lagu tradisional Aceh “Bungong Jeumpa” dia juga mengatakan kalau dia membawa misi kedamaian ke Aceh khususnya Pulau Aceh. Pada saat itu kami tidak punya banyak kesempatan untuk berbincang-bincang dengannya karena teman kami sedang mencoba berbagi informasi tentang bagaimana memberikan pelayanan yang baik untuk sebuah misi kemanusiaan yang akan diembannya, yang kebetulan juga akan diadakan di Aceh. Belakangan barulah saya ketahui kalau wanita paruh baya tersebut merupakan salah seorang pengurus senior di Thefrontier.org. Ternyata para Gembala berdasi yang biasanya wara-wiri di depan McD, sudah menjalankan misinya di bumi Aceh sejak tahun lalu, dimana misi tersebut akan terus dijalankan untuk tahun-tahun berikutnya, dan kita juga tidak tahu sampai kapan. Lalu apakah tanggapan kita sebagai orang Aceh, ketika para Gembala mencoba berburu domba-domba tersesat di Bumi Serambi Mekah?? Apakah kita akan memberikan mereka kebebasan sebagaimana orang Taiwan memberikan keleluasaan pada mereka untuk menyebarkan misinya??

Mungkin ini memang hal kecil, kalah tenar dengan kasus korupsi para penguasa kita, kalah tenar juga dengan sorotan atas kinerja para pemegang amanah korban tsunami, juga kalah tenar dengan isu pemekaran ALA-ABAS. Namun, kala kita terkadang mengabaikan hal-hal kecil, maka pihak lain akan memanfaatkan hal-hal kecil itu sebagai jalan mulus bagi mereka untuk merusak peradaban kita sebagai umat islam. Dan jika kita memberikan ruang dan waktu untuk mereka menjalankan program dan misinya, bukan tidak mungkin suatu hari kita akan menyaksikan Balai-balai pusat kajian ajaran mereka berdiri dengan dengan indahnya di Pulau itu. kini mereka sedang bergiat menanamkan ideologi dan ajaran-ajaran yang mereka bawa, jauh di pulau yang indah dan terpencil, yaitu Pulau Aceh. Merekapun mencari sasaran yang tepat yaitu sang domba yang masih belia (Anak SD, SMP & SMA) untuk kemudian nanti akan dilatih menjadi gembala-gembala berikutnya. Apakah kita akan membiarkannya??

Wallahualam…

Read More......

4/17/08

Pesan Bagi Para Pemimpi Negeri Cinta

Jangan gila jang, karena rumah kami, halaman kami, udara kami, itu bukan milik anda. Tentu anda juga tahu, kami baru saja bisa menghirup nafas dengan damai dan nyaman, kenapa perselisihan itu harus juga anda lahirkan kembali??

NCA (Negeri Cinta) boleh saja hadir, asalkan anda mampu membawa seluruh orang-orang baru untuk menduduki bangku birokrasi nanti. Bukan mereka yang pernah kami beri kepercayaan tapi mereka-mereka malah memperkaya diri dan melupakan amanah yang kami berikan kepadanya. Bukan pula para mantan guru-guru kami yang dulu mengajarkan kami tentang kebaikan, kepedulian, kejujuran, keramah-tamahan, kala itu kami begitu mengidolakannya sebagai sosok pengajar yang patut diteladani dan di contoh segala cara hidupnya,hingga kamipun memilihnya sebagai pemimpin dan pembawa amanah kami, namun ketika kami sudah memberinya sebuah gedung mewah beserta kursi empuknya, iapun telah lupa pada nasihat yang dulu selalu ia ucapkan sebagai barisan kalimat yang menyejukkan hati kami, kala ia akan mengajarkan kami berhitung dan membaca. Dan tahukan anda? Dulu ketika kami masih memanggilnya pak guru, sosoknya begitu dekat dengan kami, tapi hari ini ketika dia sudah berada di gedung mewah itu, dia telah melupakan kami.

Bukan pula sosok pemimpin seperti teman kami yang dulu pernah sebantal tidur dengan kami, ketika kami masih duduk di bangku sekolahan, pergi ngaji bersama, bermain bersama, kala itu kamipun harus terpisahkan, anda tau kenapa?? Dia harus melanjutkan pendidikannya di luar kota, dan kamipun harus melanjutkan perjuangan kami di dunia yang berbeda, yaitu di persawahan warisan para orang tua kami, dan ketika iya kembali ke kampong ini, katanya iya ingin mensejahterakan negeri ini dan merubah nasib kami, kalaupun tidak sama dengan nasibnya namun paling tidak berada sedikit di bawah dia, begitulah katanya dulu.

Namun tahukah anda?? Ketika kami mempercayakannya untuk mengurusi nasib kami? Ternyata diapun telah lupa semuanya yang ia ingat adalah dia harus membangun rumah mewah yang setara dengan gedung yang kami percayakan kepadanya untuk mengurusi nasib kami. Dan pada akhirnya nasib kami tetaplah seperti ini, seperti yang anda lihat, tidak ada yang berubah, sama saja seperti beberapa tahun yang lalu ketika anda sempat mampir di sini. Kami tetap saja disebut miskin dan hidup memprihatinkan, dan hari ini andapun datang dengan dalih yang sama, ingin mensejahterakan nasib kami, apakah itu mungkin?? Kami memang bodoh tidak pernah mengenal ilmu politik seperti yang sering anda dengungkan di berbagai media, begitu anda menyebutnya.

Meski kami bodoh, akan tetapi kami adalah orang-orang yang selalu mengingat nasihat orang-orang tua kami. Orang tua kami pernah mengajarkan kepada kami untuk tidak berbuat kesalahan yang sama untuk beberapa kali? Dan kali ini kamipun tidak ingin berbuat kesalahan lagi, memberi kepercayaan kepada orang yang salah, dan kami hanya memohon kepada anda untuk tidak mengatasnamakan kami lagi untuk mewujudkan mimpi anda itu, karena tidak ada pengaruhnya bagi kami, kami tetap saja akan seperti ini, sama seperti hari-hari kemaren. Izinkan kami bernafas dengan lega, berusaha dengan tenang, agar kami bisa memberi makan untuk anak istri kami, agar kami juga bisa menyekolahkan anak-anak kami di bangku kuliah seperti anda.

Tolong jangan buang waktu kami untuk memujudkan mimpi-mimpi anda itu, kami tau kami bodoh, sekolahpun hanya bisa di kampung ini, tidak sama seperti anda yang sampai ke luar negeri, kamipun tidak banyak mengerti dengan kata-kata ilmiah yang selalu anda utarakan, pemekaranlah, menghilangkan keterisolasianlah. Berhenti untuk menarik simpati dan mengatasnamakan kami, karena istilah itu artinyapun kami tidak tau pasti, bagaimana bisa anda mengatakan kalau kata-kata itu adalah ucapan yang timbul dari hati nurani kami??

Kami punya sedikit saran untuk anda, coba anda tanya lagi kepada diri anda sendiri, sebenarnya siapakah yang berbicara di sana?? Apakah kata hati yang tulus dari hati yang terdalam, anda memang berniat membawa kami untuk menuju gerbang kesejahteraan, ataukah anda merasa diri dan keluarga anda yang masih kurang sejahtera??

Jika karena alasan yang pertama, tolong yakinkan kami dengan cara membawa manusia-manusia baru, wajah-wajah baru, senyuman baru dan kata sapaan dan kalimat-kalimat harapan yang diungkapkannya juga baru, dan dengan metode-metodenya yang baru juga, bukan hanya satu orang, tetapi kursi-kursi empuk di gedung-gedung mewah itu, semuanya harus di isi oleh semua orang baru yang anda bawa itu, tentu saja anda sendiri tidak masuk di dalamnya, karena kami beranggapan kalau anda adalah orang lama. Bukankan anda memang berniat murni mau menolong kami, jadi kalaupun anda tidak kebagian kursi empuk itu, saya rasa anda akan menerimanya dengan lapang dada, bukan begitu??

Dan kami pesankan, mereka tidak perlu membuat seribu janji, karena itu akan menyulitkan mereka nanti dalam mewujudkannya, sosok amanah dan jujur, berani menegakkan kebenaran di kampong kami ini, dan selalu bersedia mendengarkan keluh kesah kami, itu saja. Anda tau kan, kami tidak menginginkan yang muluk-muluk, tidak perlu pemimpin yang berfikiran terlalu modern misalnya saja jika ia memimpin kampung ini, maka dia akan membangun jalan tol sepangjang areal kampung kami, kami tidak perlu itu, karena kami menyetirpun belum bisa, anda tahukan kami belum bisa beli mobil seperti anda??

Atau mereka yang berjanji, jika iya menjadi pemimpin kami dia akan menjadikan kampung ini sebagai pusat wisata kelas internasional, dan semua orang-orang seperti kami akan terlibat didalamnya sebagai penggerak dan pengelola. Kami tidak perlu itu karena saya yakin kalau anda juga tahu, kalau kami belum bisa berinteraksi dengan orang-orang dari negeri kaya itu, yang namanyapun kami tidak tahu.

Dan juga kami tidak mengingikan pemimpin yang jika ia punya kesempatan untuk memimpin kampung ini, dia akan membangun bandara internasional, di kampung ini. Itupun kami belum menginginkannya, karena kalaupun kami punya keinginan untuk melihat bagaimana bentuk pesawat, kami masih bisa mendongakkan kepala ke langit ketika terdengar dengungan di atas sana, dan kalau untuk menaiki pesawat itu, pergi berlibur keluar negeri seperti yang anda lakukan, tentu anda pasti tau kalau kami belum punya uang untuk itu. Bukankah itu cukup mahal, andapun bisa melakukan hal itu dulu, karena anda menggunakan sebagian uang titipan, yang seharusnya anda teruskan untuk keperluan hidup kami.

Maka dari itu, syarat yang kedua yang kami berikan untuk anda adalah, jika anda memang sanggup menghadirkan manusia-manusia baru itu, tolong beri tahu kepada mereka kalau mereka tidak perlu memikirkan ide-ide unik tapi tidak punya manfaat buat kami. Cukup dengan pemikiran-pemikiran sederhana, yang penting mereka punya mata untuk melihat sisi-sisi dari kampung ini, bagian mana yang harus diperbaiki. Punya telinga untuk selalu mau mendengarkan keluh kesah kami, tentu saja bukan hanya sekedar mendengarkan, tetapi akan menjalankannya sesuai dengan keinginan kami sebagai rakyatnya. Punya hati yang selalu peka terhadap segala situasi yang berlaku di kampung ini. Itu saja sudah….

Sebaliknya, jika anda ingin mewujudkan mimpi anda itu karena alasan yang kedua, yaitu ingin mensejahterakan keluarga dan kerabat-kerabat anda, saya rasa anda punya banyak jalan untuk itu, tidak harus mengorbankan dan mengatasnamakan kami lagi, karena kami sudah lelah meneriakkan nama anda sebagai juru selamat kami dari penyakit kemiskinan ini, karena anda dan teman-teman anda itu sudah pernah kami percaya untuk memimpin kami, namun apa yang anda lakukan?? Seperti yang anda lihat, tidak ada yang berubah di kampung ini. Yang berubah malah nasib anda dan kerabat-kerabat anda itu. Sedangkan kami masih saja seperti ini, tidak ada yang berubah. Maka dari itu, kami mohon dengan sangat, berhentilah mengatasnamakan kami yang menginginkan mimpi indah anda untuk mewujutkan Negeri Cinta itu.

Karena kami tidak tahu menahu tentang itu semua, yang kami tahu ialah, apakah besok hasil panen kami bisa terjual dengan harga yang memuaskan? Apakah lusa kami masih bisa memberi makan anak istri kami? apakah tahun depan anak kami bisa kami sekolahkan di perguruan tinggi ternama? Tanpa harus merasa kesulitan untuk hidup, bergaul dan belajar seperti teman-temannya yang rata-rata adalah anak-anak orang berkelas seperti anda, karena ia hanya seorang anak si miskin yang orang tuanya pagi siang harus ke sawah untuk menghidupi dan menyekolahkannnya. Dan apakah ketika kami ingin menikahkannya, kami tidak disulitkan untuk mengurus segala surat-menyurat di gedung mewah itu.

Harusnya kalau anda ingin menolong kami, dan anda merasa cukup mampu untuk itu, bukan cara itu yang anda lakukan, bukankah anda orang pintar, kami yakin anda punya seribu cara yang beda, bukan malah meniru cara-cara orang lama yang membuat kami semakin tidak simpati kepada anda. Bukankah anda orang pintar?? Sebagai orang pintar, tentu anda punya seribu jalan yang lebih baik untuk mewujudkan mimpi anda yang notabenenya, anda katakan ingin menolong kami.

Dan kamipun yakin bahwa, nilai kepuasan yang anda peroleh akan sangat besar, karena anda melakukannya sendiri, dengan niat yang tulus, tanpa mengorbankan pihak manapun, dan tidak mengatasnamakan siapapun, itu sebuah usaha murni dari anda sebagai wujud kepedulian anda pada kami. Tentu saja kami akan sangat menghargai anda dan kami akan mendoakan anda untuk mendapatkan tempat yang terhormat disisiNYA jika kelak tiba saatnya anda harus kembali kepangkuanNYA. Karena sekali lagi, anda pasti tau bahwa itu balasan terbesar yang bisa kami lakukan sebagai wujud terima kasih kami untuk orang-orang yang telah berbuat baik kepada kami.

Dan, supaya anda ketahui kalau saat ini kami sedang memberikan ruang dan waktu untuk para pemimpin kampung ini, untuk merubah nasib kampung kami ini, karena dulu kami memilihnya juga karena kami tahu mereka orang-orang baru, dan jika kelak merekapun sama seperti anda, berarti kamipun telah melakukan kesalahan yang sama lagi, sama seperti waktu kami memilih anda dulu. Mudah-mudahan kali ini kami tidak salah, dan kami harap anda jangan menghambat langkah mereka dengan mimpi-mimpi anda itu. Dan kami mohon kebijaksanaan dan pertimbangan yang mendalam tentang mimpi anda itu…

Read More......

4/15/08

Middle Exam

Tidak terasa ternyata sekarang aku dah berada dipertengahan semester dua, itu artinya sudah aku sudah menghabiskan waktu hampir 1 tahun lamanya di Negeri ini. Tadi barusan aku mengikuti Midlle exam untuk semester ini. Alhamdulillah aku bisa mengikuti dengan baik...
Yachh...........
walaupun hasilnya belum bisa kupastikan benar semua, tapi paling tidak aku dapat mengikuti dengan comfortable feeling dan full confidence.

Moga aja hasilnya baik..

Read More......

4/10/08

Catatan Kecil Di Akhir Maret

Ada langit yang menampakkan awan, awan pun menyatu dan akhirnya berubah jadi hujan. Ada hal yang menarik yang ingin kuceritakan, dari peristiwa dan kisah klasik yang hampir lenyap dalam ingatan. Dan kini kan kucoba kurentang uraian cerita dari kisah-kisah yang sudah lama ingin ku buang. Lalu ku berfikir rasanya sayang jika semuanya ku buang dengan sia-sia. Siapa tau satu saat aku merindukannya, ingin mengenangnya. Buat sekedar memberikan tanda bahwa dimanakah semuanya bermula dan bagaimana semuanya bisa berakhir dengan sia-sia. Sekedarku memberi tanda di titik mana ku pernah membuat kesalahan, hingga hari ini dan kelak, salah itu tidak akan pernah terulang.

Ada juga cerita yang ingin kuuraikan, tentang orang-orang yang sempat hadir dalam perjalanan panjangku. Mengingat sisi baik dan buruk dari setiap pribadi yang ku temui, tentu saja sisi baik sebagai sesuatu yang bisa ku contoh atau paling tidak kelak kan kuceritakan untuk orang-orang baru yang akan hadir dalam hidupku. Dan sisi buruk buat sekedar membuatku bercermin, jika kelak ada orang-orang yang hadir dalam hidupku, aku akan semakin mengerti pada setiap cirri manusia yang kutemui. Semoga….

Kali ini ku peroleh sesuatu, saatnya ku berfikir untuk diri sendiri. Mencoba merangkai mimpi dari awal lagi. Kisah lalu kan ku kemas di sisi hati yang lain, kan ku kunci rapat-rapat di ruang hati yang terdalam. Kini akupun sudah siap untuk meninggalkan semuanya, meninggalkan hari-hari yang penuh dengan catatan bahagia dan luka, karena ku sadar bahwa esensi hidup sebenarnya adalah ketika kita mendapatkan sesuatu yang berharga maka kita pun harus bersiap kehilangan sesuatu yang berharga di sisi yang berbeda.

Hingga akupun harus pula merasakan semuanya, sesuatu yang dipandang berkilauan oleh orang-orang sekelilingku, tanpa mereka tau kalau ini merupakan sesuatu yang menggilakan bagiku sesuatu yang harus kujalani dengan susah payah sekuat tenagaku. Dan akupun tidak tau kalau sampai di likuan mana aku kan mampu bertahan, atau malah tersungkur di jalan lurus ini. Akupun tidak tau apakah bekalku masih cukup untuk menempuh perjalanan panjang ini. Sementara di sini lain semuanya seolah samar bagiku. Tidak ada yang jelas, mereka hanya bisa berjanji, mereka begitu pandai menarik simpati hingga akupun terjerat kedalamnya. Dan kini akupun harus terengah ketika perjalanan ini mulai kunikmati. Namun semuanya seakan tidak berarti, begitu banyak waktu ku terbuang, betapa banyak fikiran kumanfaatkan secara sia-sia. Pada akhirnya janji hanyalah tinggal janji. Dan saat ini akupun tak mampu meratap, menangis dan sedih lagi.

Namun tanpa kusadari ini semua telah merubah cara pandangku terhadap alam sekitar, seakan tiada yang positif dimataku. Semuanya terkesan mencoba mengekploitasi tanpa tau bahwa mereka begitu membuat ku menderita. Namun akupun tak mampu berlari dari semua ini, kaki ku sudah mulai lelah, sementara arah perjalanan mana juga yang harus kulalui saat ini, akupun tidak berani menetukannya lagi. Kegagalanku kali ini terasa telah merusakkan semua lyrik-lyrik rapi yang tersimpan dikepalaku, akupun tak mampu lagi menyusun bait-bait waktu agar semuanya termanfaatkan secara sempurna.

Tiada yang mampu kuberikan saat ini,, aku benar-benar lelah, aku benar-benar marah, aku benar-benar kecewa, tapi pada siapakah harus kutunjukkan semua ini, pada mereka kah??? Akupun enggan melakukannya, atau aku harus juga memaafkannya?? Bagaimana bisa?? Toh mereka juga tidak pernah minta maaf atau ketidakadilan ini.

Lalu akupun harus terkubur dalam kebencianku?? Tidak mungkin karena semuanya hanya akan membuatku semakin menderita, sekarang yang bisa kulakukan adalah berlari dan melupakan semuanya. Yach… aku fikir itulah jalan ku saat ini, mencoba merajut mimpi lg, walau aku tidak tau apakah aku masih sanggup menjalaninya??

Semoga saja bisa…
Dan aku yakin aku bisa..

Read More......

4/6/08

Jalan-jalan ke Chelungpu (921 Earthquake Museum of Taiwan)

Hari ini 5 April 2008, saya dan beberapa teman mengunjungi 921 Earthquake Museum of Taiwan, Sebuah museum yang di bangun untuk mengenang terjadinya Gempa bumi di Taiwan pada tanggal 21 September 1999 lalu, dengan kekuatan 7,3 skala richter, yang terjadi pada pukul 01:45 Malam. Peristiwa gempa itu menelan korban nyawa sebanyak 2.415 orang, luka-luka 11.305 orang dan menyebabkan kerugian harta benda sebesar 300 Miliar Dolar Taiwan.


Taiwan merupakan salah satu negara yang paling banyak mengalami gempa di setiap tahunnya, dengan berkunjung ke Museum ini kita akan mengetahui alasan kenapa Pulau ini dan beberapa negara lainnya sangat sering mengalami gempa.


Dengan berkunjung ke Museum ini, tidak hanya pengetahuan yang kita dapatkan, tapi jugabayangan peristiwa gempa yang terjadi di tahun 1999 tersebut seolah-olah kita juga mengalaminya.

Kita juga bisa melihat beberapa bukti peninggalan gempa yang masih dipelihara di sekitaranbangunan museum itu.


Read More......