Dialog Hati, Dialog dengan Fikiran Sendiri, Muncul dari Berbagai Kondisi, tidak Selamanya Ia Nyata, tidak juga hanya Fiktif Belaka

2/9/07

Teruslah Melangkah.....

Terkadang hidup ini terasa sangat melelahkan, namun bukan berarti kita harus berhenti seketika, hanya karena kita kelelahan. Perjalanan yang panjang menuntut kita tuck selalu kuat dan tegar menghadapi semuanya, tanpa keluhan, dan pantang menyerah sebelum tiba saatnya kita harus istirahat buat selama-lamanya.

Ketika kaki melangkah, adakalanya kita dihampiri onak duri yang siap menghadang kita dari segala penjuru. Namun bukan berarti semua itu membuat kita berhenti dan tak mau melangkah lagi, karena kita selalu diberikan pilihan, jalan mana yang harus kita lalui.

Ketika satu jalan membuat langkah kita terhenti, kita masih bisa melihat, ke kiri atau ke kanan, barangkali masih ada jalan yang lebih mulus, tanpa likuan, tanpa hambatan dan tanpa simpangan yang terkadang membuat kita kebingungan arah mana lagi yang harus kita lalui.

Dalam hidup ini, acapkali kita merasa tak berarti, kehilangan percaya diri, kehilangan pegangan, kehilangan sahabat yang sangat berarti buat kita. Namun kita harus sadar bahwa itu semua merupakan peran yang sudah harus kita jalani atas perintah sang sutradara yaitu Allah SWT. Karena itulah hidup.

Takkan selamanya damai itu ada, dan derita itu juga takkan betah berlama-lama menemani kita. Itulah sebabnya kita harus tawakal tuck selalu hadapinya. Ketika kita bahagia, ketika penderitaan menghampiri kita, ketika kita kehilangan seseorang yang sangat berarti buat kita, dan…….

Ketika kita tak kuasa mewujudkan mimpi-mimpi kita menjadi nyata……

Bukan berarti kita harus terlena bersama kebahagiaan itu. bukan berarti kita harus larut dalam derita dan kesedihan yang berkepanjangan, Bukan berarti kita harus menyesali saat-saat pertemuan ketika kita telah kehilangan, dan…………..

Bukan berarti kita harus menyerah ketika kita merasa tak mampu mewujudkan mimpi-mimpi itu menjadi nyata.

Namun tugas kita ialah selalu melangkah dan melangkah tanpa keluh kesah yang berkepanjangan. Karena keluh kesah hanya akan membuat kita semakin terpuruk dalam penderitaan. Karena keluh kesah hanya akan menghambat perjalanan kita selanjutnya. Dan karena keluh kesah hanya akan membuat kita tak mampu berdiri di atas kaki kita sendiri.

Dalam hidup ini, kita dituntut untuk selalu tegar menghadapi segala situasi yang dihadapi, agar kita mampu menjadi seorang yang selalu menang, meski orang lain beranggapan kita kalah, namun penilaian itu hanya akan muncul dari hati kita. Karena hanya kita yang tau apa yang berlaku pada kita hari ini, kemaren dan tahun-tahun yang lalu.

Orang-orang disekitar kita, betapapun dekatnya dengan kita, ia hanya mampu membuat penilaian berdasarkan apa yang ia fikirkan, yang terkadang semua itu bertentangan dengan fikiran kita.

Akan Tiba saatnya, kita harus kehilangan seseorang yang sangat kita sayangi, meski ia masih bersama kita, namun kita tak menyadari kehadirannya lagi, hanya karena segala sifat dan perlakuannya sekarang, berbeda dengan yang pernah kita rasakan dulu. Namun bukan berarti semua itu akan membuat kita juga menghapus namanya dari ruang hati kita, bukan berarti itu akan membuat kita menjadi benci terhadapnya, dan membalas perlakuannya lebih buruk dari apa yang ia lakukan terhadap kita. Ada jalan lain yang lebih baik dari segalanya, yaitu membuatnya tersadar kalau kita lebih menyayanginya melebihi kita menyayangi diri kita sendiri.

Bila itupun tak berhasil kita lakukan, mungkin sudah saatnya kita kembangkan sayap, tuk terbang lebih jauh melintasi segala sisi hidup dan menjalankan peran kita di tempat yang berbeda, itu semua kita lakukan semata-mata bukan karena kita ingin melupakannya, tetapi untuk menyadarkan diri kita, bahwa ia kan lebih bahagia bila kita tak bersamanya.

Tidak ada yang mudah untuk dilakukan di dunia ini, jika kita ingin menjadi manusia yang berhasil dalam hidup. Bukan hanya materi, bahkan hati dan perasaan kita harus menjadi korban tatkala kita memperjuangkan sesuatu. Namun bukan berarti itu semua membuat kita berhenti melangkah, berdiam diri, merasa tak punya arti……

Kita dituntut untuk tetap tegar.. sampai tiba saatnya…….

Terkadang ketika kita mengharapkan kehadiran seseorang dihati kita, kita tidak mampu melakukannya, hanya karena kehadiran kita tidak pernah diinginkan olehnya, namun haruskah tindakannya itu akan menjadikan kita membencinya?? Itu semua hanya akan membuat kita semakin menderita. Karenanya kita dituntut untuk selalu menerima segala situasi yang akan berlaku dalam kehidupan kita.

Ketika kehadiran kita ditolak olehnya, ketika ia menyatakan ia tak punya cukup ruang buat menempatkan nama kita dihatinya, ketika ia menyatakan ia masih terluka dan belum mampu menyembuhkannya, walau kita menawarkan diri, kalau kita akan berusaha menjadi yang terbaik baginya, ketika ia menyatakan ia telah mencoba tuck membuat kita bahagia, namun pada kenyataannya ia hanya membuat kita semakin terluka, ketika ia menyatakan kalau semuanya hanya kan sia-sia, ketika ia semakin terpuruk dalam kegelisahan yang selalu menghampiri hidupnya. Mungkin sudah saatnya kalau kita berusaha tuck mengerti apa yang ia rasakan saat ini, mungkin sudah saatnya kita sadar kalau ruang hatinya terlanjur mengukir nama yang tidakkan pernah terhapuskan oleh kehadiran siapapun, termasuk kita. Mungkin sudah saatnya kalau kita menemani dan membantunya menyembuhkan lukanya dengan sekuat tenaga kita, dan, inilah saatnya kita hargai usahanya untuk membahagiakan kita, meski yang kita dapatkan hanyalah luka yang berkepanjangan……………….

Read More......