Dialog Hati, Dialog dengan Fikiran Sendiri, Muncul dari Berbagai Kondisi, tidak Selamanya Ia Nyata, tidak juga hanya Fiktif Belaka

9/19/08

Masyarakat Informasi

Information society atau masyarakat Informasi adalah sebuah istilah yang digunakan untuk mendeskripsikan sebuah masyarakat dan sebuah ekonomi yang dapat membuat kemungkinan terbaik dalam menggunakan informasi dan teknologi komunikasi baru (new information and communication technologies (ICT’s)).Dalam masyarakat informasi orang akan mendapatkan keuntungan yang penuh dari teknologi baru dalam segala aspek kehidupan: di tempat kerja, di rumah dan tempat bermain. Contoh dari ICT’s adalah: ATM untuk penarikan tunai dan pelayan perbankan lainnya, telepon genggam(handphone), teletext television, faxes dan pelayan informasi seperti juga internet, e-mail, mailinglist, serta komunitas maya (virtual community) lainnya.Pengertian lain dari information society atau masyarakat informasi adalah suatu keadaan masyarakat dimana produksi, distribusi dan manipulasi suatu informasi menjadi kegiatan utama. Jadi dapat dikatakan bahwa pengolahan informasi adalah inti dari kegiatan ini.

Teknologi baru ini memiliki implikasi untuk segala aspek dari masyarakat dan ekonomi kita, teknologi mengubah cara kita melakukan bisnis, bagaimana kita belajar, bagaimana kita menggunakan waktu luang kita.

Ini juga berarti tantangan yang penting bagi pemerintah, misalnya :
•Hukum perlu diperbaharui dalam hal untuk mendukung transaksi elektronik.
•Masyarakat perlu untuk dididik mengenai teknologi yang baru.
•Bisnis harus online jika mereka ingin menjadi sukses.
•Pelayanan pemerintah harus tersedia secara elektronik.

Mengapa Masyarakat Informasi sangat penting?
Masyarakat Informasi menghadapkan kita pada tantangan-tantangan baru dan kesempatan perkembangan-perkembangan menuju seluruh area dari masyarakat. Dampak dari teknologi informasi dan komunikasi telah menjadi sebuah sefinisi sementara yang kuat, dan ini menstransformasi aktivitas ekonomi dan sosial. Kunci yang penting dari jaringan teknologi dalam masyarakat informasi adalah teknologi membantu kita untuk membuat koneksi-koneksi baru. Koneksi-koneksi dimana tantangan tradisional menerima apa yang mungkin, dan ketika hal tersebut menjadi mungkin. Perkembangan masyarakat informasi telah menjadi bagian penting untuk masyarakat informasi sebagai ekonomi kecil yang terbuka di dalam pengembangan jaringan ekonomo global, dimana pengetahuan berbasis pada inovasi yang menjadi kunci sumber dari penopang keuntungan yang kompetitif.

ICT sebagai sarana pembangunan ekonomi dan sosial, dan memenuhi sasaran pembangunan
Information and communication technologies (ICT) adalah penting untuk terwujudnya lingkungan ekonomi global yang berpengetahuan dan oleh karenanya memainkan peran yang penting dalam mempromosikan pembangunan yang berkelanjutan dan menghapus kemiskinan.

Potensi ICT untuk memberdayakan masyarakat sangat besar. Hal ini terutama dalam kasus untuk orang cacat, wanita, generasi muda dan pribumi. ICT dapat membantu membangun kapasitas dan keterampilan untuk menciptakan peluang kerja yang lebih banyak, membantu usaha kecil dan menengah, dan meningkatkan partisipasi serta menginformasikan pembuat keputusan pada setiap level melalui peningkatan pendidikan dan latihan, khususnya bila disertai dengan penghormatan sepenuhnya terhadap keanekaan bahasa dan budaya.
Inovasi teknologi dapat menyokong secara nyata untuk memberikan akses yang lebih baik kepada layanan kesehatan, pendidikan, informasi dan pengetahuan, sebagaimana juga menawarkan variasi sarana yang lebih luas dimana masyarakat dapat berkomunikasi, sehingga mendukung promosi pemahaman yang luas dan peningkatan kualitas kehidupan warga dunia.

Ciri - ciri Masyarakat Informasi :
•Adanya level intensitas informasi yang tinggi (kebutuhan informasi yang tinggi) dalam kehidupan masyarakatnya sehari - hari pada organisasi - organisasi yang ada, dan tempat- tempat kerja
•Penggunaan teknologi informasi untuk kegiatan sosial, pengajaran dan bisnis, serta kegiatan- kegiatan lainnya.
•Kemampuan pertukaran data digital yang cepat dalam jarak yang jauh

Perbedaan Masyarakat Agraris, Masyarakat Industri, dan Masyarakat Informasi

Sumber daya yang diolah:
•SDA (angin, air, tanah, manusia) masyarakat agraris
•Membuat tenaga (listrik, bahan bakar) masyarakat industri
•Informasi (transmisi data dan komputer) masyarakat informasi

Sumber daya yang dibutuhkan:
•Bahan mentah / alam masyarakat agraris
•Modal masyarakat industri
•Pengetahuan masyarakat informasi

Keahlian SDM yang dibutuhkan:
•Petani, pekerja tanpa skill tertentu masyarakat agraris
•Ahli mesin, pekerja dengan skill khusus masyarakat industri
•Pekerja profesional (dengan skill tinggi) masyarakat informasi

Teknologi:
•Alat-alat manual masyarakat agraris
•Teknologi mesin masyarakat industri
•Teknologi cerdas masyarakat informasi

Prinsip perkembangan:
•Tradisional masyarakat agraris
•Pertumbuhan ekonomi masyarakat industri
•Penerapan pengetahuan dalam teknologi masyarakat informasi

Mode produksi dalam bidang ekonomi:
•Pertanian, pertambangan, perikanan, peternakan. masyarakat agraris
•Produksi, distribusi barang; konstruksi berat. masyarakat industri
•Transportasi, perdagangan, asuransi, real estate, kesehatan, rekreasi, penelitian, pendidikan, pemerintahan. masyarakat informasi

Perkembangan peradaban manusia terasa begitu cepatnya, kita tentunya mengenal masyarakat primitif, pada era itu seseorang untuk mendapatkan suatu barang harus ditukar dengan barang lagi (barter), kemudian meningkat ke masyarakat agraris, kemudian masyarakat industri. Dari masyarakat indusri loncat ke masyarakat informasi (era informasi). Mengapa dikatakan loncat ke masyarakat informasi ? karena kita baru memulai melangkah ke masyarakat industri, era informasi sudah datang. Dengan era informasi ini, semuanya menjadi serba yaitu serba murah, cepat, tepat, dan akurat. Namun disamping itu ada sisi negatifnya, tergantung kita mau kemana melangkah. Contoh dengan era informasi ini seorang auditor dapat melakukan supervisi audit ditempat yang berbeda, melakukan transaksi bisnis melalui internet (e-commerce). Dan bisa juga menyerap informasi budaya yang jelek, yang dapat merubah perilaku dan etika seseorang. Oleh karena itu diperlukan sikap arif dalam menyikapi era informasi ini, kita tidak boleh terjebak perdebatan dampak positif dan negatifnya era ini, yang akhirnya mandeg dan tidak berubah. Yang harus kita bangun adalah kemauan untuk merubah diri.

Contoh dari Masyarakat Informasi
•Mailing List
•Chatting
•Friendster

Mailing List
Seperti halnya newsgroup, mailing list atau milis juga merupakan sarana untuk bertukar informasi melalui media intenet. Hanya saja mailing list menggunakan media E-mail untuk melakukan penyampaian informasi. Apabila anda tergabung dalam sebuah mailing list, maka apabila anda mengirimkan sebuah E-mail, maka seluruh peserta mailing list tersebut akan menerima email anda. Untuk berpartisipaasi dalam mailing list ini, anda harus mendaftarkan nama dan E-mail anda terlebih dahulu.

Mailing List, sebuah sarana diskusi maupun penyebaran informasi yang saat ini amat banyak didunia maya. Jika kita tergabung dengan sebuah mailing list, kita seakan ikut duduk dalam sebuah forum, apabila ada salah satu yang berbicara maka semua anggota pada forum tersebut dapat memberi komentar dari argumen yang telah dilontarkan. Namun jika kita hanya ingin mendengar saja tanpa ingin memberi komentar balik, itupun tidak menjadi masalah. Bahkan kita bisa pergi kapan saja dari forum tersebut jika kita bosan dengan forum tersebut.

Pada dasarnya mailing list bekerja dengan konsep yang sangat sederhana, seorang pengguna cukup mengirimkan E-mail ke satu alamat E-mail untuk kemudian di sebarkan ke semua member mailing list yang tergabung / berlangganan ke alamat E-mail tersebut. Bayangkan bagi seorang yang sedang kesulitan masalah komputer kemudian mengirimkan pertanyaan melalui E-mail ke mailing list tempat berkumpul para hackers, dapat diharapkan bahwa kemungkinan satu-dua orang hackers mengetahui jawaban dari permasalahan yang dihadapi. Akhirnya dengan segera solusi dari masalah yang dihadapi dapat dipecahkan dalam waktu yang singkat (mungkin diperlukan beberapa jam). Mailing list beroperasi 24 jam tanpa henti sepanjang tahun, mari kita bayangkan bersama apa yang terjadi jika kita melakukan diskusi secara terus menerus tanpa henti.

Jika seseorang secara terus menerus secara serius dalam selang waktu yang lama (beberapa bulan bahkan tahun) - dapat diharapkan orang tersebut akan menjadi “ahli” dalam bidang yang didiskusikan tersebut. Artinya mailing list merupakan sebuah media effektif untuk proses pendidikan.

Proses marketing / public relation sebuah perusahaan / product pada dasarnya merupakan sebuah proses pendidikan dari customer / user / client. Berbeda barangkali dengan konsep-konsep PR yang umumnya ada saat ini yang lebih banyak bergantung pada media non-interaktif dengan sedikit seminar / workshop. Dengan adanya mailing list proses marketing & PR dapat dilakukan secara interaktif & terus-menerus tanpa henti selama 24 jam sepanjang tahun. Dapat dibayangkan bahwa dengan konsistensi PR seperti itu dapat diharapkan image & eksistensi perusahaan akan menjadi lebih kuat dimata client-nya. Tentunya nanti bagian PR usaha / product tsb. harus secara selektif memilih untuk aktif di mailing list tertentu yang sesuai dengan product yg dipasarkan.

Jelas disini bahwa mailing list merupakan media yang lebih bersifat interaktif & pro-aktif di bandingkan dengan Web yang biasa ada di Internet. Sifat ini menjadi kunci utama untuk memperkuat image & eksistensi seseorang / perusahaan di Internet secara keseluruhan. Konsekuensi yang harus di tempuh oleh orang / perusahaan yang akan menggunakan mailing list adalah harus dapat berinteraksi / meresponds secara cepat menggunakan E-mail, karena semua pengguna E-mail di Internet berharap agar responds dapat dilakukan secara cepat. Untuk itu dibutuhkan orang / staff yang ulet & konsisten untuk menjawab berbagai pertanyaan yang dapat - tidak jarang di berbagai aktifitas Internet - justru CEO / CIO yang akan turun langsung menjawab berbagai pertanyaan tersebut.

Chatting
Chatting alias mengobrol secara online dengan orang lain memang asyik dan yang penting mudah dilakukan jaman sekarang. Berbincang dengan orang lain tentu terasa spesial di sela anda melakukan berbagai pekerjaan yang menyita. Ada banyak orang menarik dari seluruh penjuru dunia yang siap berbincang online dengan anda.

Namun, chatting pertamakali mungkin akan menimbulkan rasa takut. Bisa jadi takut pada lawan berbincang yang tidak segan mengumbar kata kotor di ruang umum. Anda takut menjadi bahan ejekan atau sindiran mereka. Anda bisa jadi tidak memahami apa maksud perkataan (baca: tulisan) orang di layar karena mereka mengungkapkan dengan singkatan yang sulit dipahami.

Untuk mengatasi problem takut, anda harus ingat banyak teman chatting yang akan membantu siapapun yang mengalami kebingungan. Tentang orang-orang usil dengan kata-kata sindiran, anda harus pahami bahwa mereka jumlahnya sedikit. Lebih banyak orang yang ber-chatting dengan mengikuti etika. Percayalah, banyak orang yang akan segera mendepak siapapun yang berkata jorok atau sensitif di ruang publik. Jika perlu anda depak mereka yang kurang ajar karena banyak fasilitas di ruang chatting untuk mengusir mereka yang kurang ajar hanya dengan satu klik!

Saat pertamakali chatting tentu mudah menyapa dengan kata “Halo!” Tetapi kata-kata berikutnya adalah sesuatu yang sulit. Anda bisa mengawalinya dengan mengeluarkan pertanyaan yang enak dijawab. Misalnya “Hobi apa yang kalian gemari?” atau ikuti saja aliran pembicaraan yang sudah berlangsung.

Anda harus terus belajar mengembangkan “pengetahuan” dan beradaptasi dengan singkatan asing yang banyak digunakan saat chatting. Misalnya “LOL” yang merupakan kependekan Laughing Out Loud jika menemukan hal-hal yang lucu. Jika anda ingin mengambil minuman atau ke toilet sebentar, tulis saja “BRB” (be right back). Jika anda tidak mengerti singkatan, tanyakan saja kepada mereka yang pasti akan dengan tulus menjawab.

Friendster
Nyaris tanpa promosi, tapi hanya dalam tempo setahun mampu membangun komunitas online yang sukses dan menarik sembilan juta anggota. Mimpi? Tidak. Friendster.com telah membuktikan, tanpa gegap gempita iklan, hanya mengandalkan jaringan anggotanya, mampu menjadi fenomena Internet tahun ini sehingga jadi incaran para pemodal kelas kakap.

Hebatnya, meski masih dalam versi beta, Friendster telah meraup dana US$ 13 juta atau sekitar Rp 130 miliar dari modal ventura dan pemain Internet kelas berat seperti mantan CEO Yahoo! Tim Koogle, mantan CEO Paypal Peter Thiel, serta mantan VP Amzon.com Ram Shriram.

Mengapa Friendster baru diperkenalkan tahun lalu dapat menjadi begitu fenomenal? Jawabannya sederhana: karena menawarkan arsitektur baru berkomunikasi yang tak mungkin dilakukan di dunia nyata. Ketika kita bertemu seorang teman, misalnya, kita hanya melihat sosok dia semata. Kita nyaris tak pernah membayangkan, bahkan tidak tahu, siapa saja teman sang teman kita. Mustahil pula kita memetakan siapa teman dari teman sang teman kita itu. Friendster mampu membuka tabir keterkaitan yang amat rumit di dunia nyata menjadi sederhana namun menarik di dunia maya.

Pengguna Friendster memahami betul betapa hal yang nyaris mustahil itu bisa terwujud di sana. Ketika pertama kali mendaftar menjadi anggota Friendster, Anda dipersilahkan membuat halaman web personal, dengan mengisi data-data pribadi dengan foto-foto diri. Selain nama, informasi yang dapat diisi adalah asal sekolah, tempat kerja, buku dan film favorit. Dengan mengisi info yang benar, Anda akan dengan mudah menemukan teman yang punya hobi sama, pernah kerja di tempat yang sama, atau dari sekolah yang sama.
Tujuan Anda ikut Friendster juga wajib diisi, apakah mencari teman kencan, sekadar menolong orang lain, atau sekadar berteman (activity partner). Status juga perlu dinyatakan (sudah punya pasangan atau dalam pencarian pasangan). Informasi lain yang dapat diisi dalam data personal adalah “siapakah sesungguhnya Anda (menurut deskripsi Anda sendiri)” serta “ingin bertemu orang seperti apa”. Dengan membaca dua kolom ini saja Anda langsung harus paham apakah Anda bisa menjadi teman seseorang atau tidak. Jika anda lelaki dan menemukan anggota Friendster perempuan dengan informasi “Cowo dilarang masuk, tak usah add sebagai teman, pasti tidak ditanggapi”, dan di daftar temannya hanya berisi sesama kaum Hawa, Anda harus mahfum.

Mengundang orang lain dalam jaringan teman adalah fasilitas paling unik Friendster. Begitu orang yang Anda undang sebagai teman setuju, foto dan nama mereka akan tampil dalam halaman personal Anda. Hebatnya, Anda juga langsung terhubung pada teman-teman dari teman Anda tersebut. Begitu juga sebaliknya, teman baru Anda langsung terhubung ke teman-teman Anda. Danah Boyd, pengamat Friendster yang kini diakui sebagai guru “social network” oleh para programmer dan pemodal ventura dunia, mendeskripsikan Friendster secara tepat: “Friendster adalah sebuah wahana yang secara tegas menyatakan siapa saja teman anda, bagaimana profil mereka, dan mempersilahkan mereka untuk saling melihat melalui jalur Anda.”

Bayangkan saja, Anda yang memiliki hanya 18 teman di Friendster, bisa terhubung ke jaringan teman dari 18 teman Anda, dan tanpa sadar Anda terhubung ke lebih dari 15 ribu orang dalam sebuah jaringan teman dalam sekejap. Itu pun masih dilengkapi dengan berbagai fitur menarik lainnya untuk berkomunikasi. Ada pesan personal yang hanya bisa dikirim oleh teman dalam jaringan. Ada bulletin board yang berisi pesan-pesan yang dapat dibaca oleh semua teman dalam jaringan. Ada pula fasilitas testimonial, di mana teman-teman Anda dapat mengisi kesan-kesan mengenai Anda. Friendster benar-benar merupakan perpaduan luar biasa antara email, bulletin board, personal web serta “jaringan sosial”.

Pesona baru dunia maya inilah yang menyihir sebagian besar pengguna awal Friendster terhenyak di depan komputer, menghabiskan banyak waktu di dunia maya tersebut. Mereka keasyikan menelusuri jaringan teman, menemukan kejutan-kejutan baru dari teman-teman baru, mengundang teman-teman baru, memeriksa testimonial yang dikirim teman-teman lama, mengecek pesan baru, dan seterusnya. Tak mengherankan jika Friendster yang semula dirancang untuk ajang kencan online, kini berkembang jauh lebih luas dan hebat. Dalam sekejap anggotanya melesat menjadi 9 juta. Bukan hanya anak-anak muda yang tertarik menjadi anggotanya. Kalau kita search anggota yang usianya di atas 40, tidak sedikit nama yang muncul. Dengan fitur-fitur yang mudah digunakan pemakai internet pemula, Friendster memang tidak menghalangi siapapun antara usia 10 sampai 60 tahun untuk bergabung.

Ada seorang anggota yang mengatakan, “Friendster itu ibarat candu, sekali pakai ketagihan!” Komentar ini ditulis oleh pria berusia 34 tahun, dan sudah punya satu anak. Ia mengaku membuka Friendster setiap hari untuk melihat adakah kawan lama (dan baru) yang menemukannya, dan apakah kawan-kawan yang ia ajak bergabung sudah menanggapi emailnya dan masuk dalam lingkarannya temannya. Satu lagi anggota Friendster bercerita kalau ia tercengang-cengang mengetahui kawannya yang tampak alim, pendiam dan sering berkhotbah, ternyata penggemar Linkin’ Park. “Ini hanya bisa saya ketahui lewat Friendster,” komentarnya sambil tertawa.

Tentu masih banyak kelemahan Friendster. Salah satunya adalah munculnya Fakester, istilah bagi mereka yang membuat profil palsu di Friendster dan membuat jaringan teman palsu. Kelemahan lain, siapa saja dapat membuat account di Friendster, sehingga ada account atas nama lembaga, termasuk Universitas Gadjah Mada dan Mailing List para pecinta marketing paling aktif di Indonesia, Marketing Club. Mana ada Universitas atau Mailing List punya teman?

Tapi kelemahan itu tidak mengurangi daya tarik Friendster. Bagi anggota, Friendster adalah wahana menarik. Bagi sang penemu, inilah wahana bisnis yang sungguh menggiurkan. Potensi pendapatannya sangat besar. Iklan online di Friendster saat ini memang belum banyak karena masih versi beta. Namun banyak calon pemasang iklan yang lebih tertarik memasang iklan di sebuah komunitas yang profil anggotanya jelas seperti Friendster. Apalagi jika iklannya dapat dipersonalisasi, dikirim ke target audience yang cocok dengan iklannya.

Pendapatan kedua adalah dari keanggotaan. Saat ini memang masih gratis. Namun sudah ada kasak kusuk untuk mengutip biaya untuk layanan khusus Friendster versi finalnya dengan biaya US$ 9,95 atau Rp 99,5 ribu per bulan. Asumsikan 10% saja dari anggota yang sekarang rela merogoh koceknya, maka pendapatan tahunan Friendster sekitar US$ 107,46 juta.

Menggiurkan memang. Tak heran jika nama-nama lain muncul menawarkan jasa sejenis Friendster, seperti Orkut dan Multiply. Orkut yang dibuat oleh salah satu orang Google bentuknya hampir mirip Friendster, sedangkan Multiply menyediakan mini website bagi tiap anggota yang lebih banyak fiturnya dibanding sekedar halaman anggota. Anggota Multiply mendapat halaman dengan alamat URL individu yang bisa diakses langsung tanpa harus masuk dari halaman kita seperti yang Anda perlu lakukan di Friendster.

Kini lahir pula Spoke dan LinkedIn, yang lebih berorientasi pada komunitas bisnis. Sama seperti Friendster, kedua wahana baru ini berhasil merayu investor. Spoke mendapat suntikan modal US$ 20 juta sedangkan LinkedIn US$ 4,7 juta. Dunia Dotcom yang sempat tenggelam, kini bangkit lagi berkat Friendster.

Quote from: http://onlinelearningmedia.com

Read More......

Sistem Informasi e-Commerse & e-Bussiness

Semakin konvergennya perkembangan Teknologi Informasi dan Telekomunikasi dewasa ini, telah mengakibatkan semakin beragamnya pula aneka jasa-jasa (features) fasilitas telekomunikasi yang ada, serta semakin canggihnya produk-produk teknologi informasi yang mampu mengintegrasikan semua media informasi. Ditengah globalisasi komunikasi yang semakin terpadu (global communication network) dengan semakin populernya Internet seakan telah membuat dunia semakin menciut (shrinking the world) dan semakin memudarkan batas-batas negara berikut kedaulatan dan tatananan masyarakatnya. Ironisnya, dinamika masyarakat Indonesia yang masih baru tumbuh dan berkembang sebagai masyarakat industri dan masyarakat Informasi, seolah masih tampak prematur untuk mengiringi perkembangan teknologi tersebut.

Pola dinamika masyarakat Indonesia seakan masih bergerak tak beraturan ditengah keinginan untuk mereformasi semua bidang kehidupannya ketimbang suatu pemikiran yang handal untuk merumuskan suatu kebijakan ataupun pengaturan yang tepat untuk itu. Meskipun masyarakat telah banyak menggunakan produk-produk teknologi informasi dan jasa telekomunikasi dalam kehidupannya, namun bangsa Indonesia secara garis besar masih meraba-raba dalam mencari suatu kebijakan publik dalam membangun suatu infrastruktur yang handal (National Information Infrastructure) dalam menghadapi infrastruktur informasi global (Global Information Infrastructure).Komputer sebagai alat bantu manusia dengan didukung perkembangan teknologi informasi telah membantu akses ke dalam jaringan jaringan publik (public network) dalam melakukan pemindahan data dan informasi. Dengan kemampuan komputer dan akses yang semakin berkembang maka transaksi perniagaan pun dilakukan di dalam jaringan komunikasi tersebut.

Jaringan publik mempunyai keunggulan dibandingkan dengan jaringan privat dengan adanya efisiensi biaya dan waktu. Sesuai dengan sifat jaringan publik yang mudah untuk diakses oleh setiap orang menjadikan hal ini sebagai kelemahan bagi jaringan itu.

ELEKTRONIK COMMERCE
Dalam beberapa waktu ini terakhir ini, dengan begitu merebaknya media Internet dimana-mana, khususnya di Indonesia. Kehadiran Internet yang walaupun masih merupakan industri baru yang dalam Fase pertumbuhan, yang masih terus berubah serta penuh ketidakpastian, telah memperkokoh keyakinan akan pentingya peranan teknologi dalam pencapaian tujuan finansial perusahaan melalui modifikasi dan efisiensi proses bisnis yaitu dengan memanfaatkan E-Commerce. Kemampuan Internet untuk menjangkau pelanggan baru dan penghematan biaya yang cukup signifikan untuk distribusi dan pelayanan pelanggan merupakan keunutngan yang bisa didapat perusahaan dang memindahkan roda nilai comerce ke media Internet.

Perkembangan Teknologi Internet yang sangan cepat berubah menjadikan strategi atau model bisnis yang cocok. Salah Satu implementasi dari aplikasi yang berbasis Word Wide Web adalah Elektronic Commerce atau lebih dikenal dengan istilah e-Commerce. Metodologi bisnis modern yang dapat memenuhi kebutuhan organisasi, Merchant dan konsumen dalam menekan biaya-biaya yang harus dikeluarkan dengan disertai perbaikan mutu barang dan jasa, serta peningkatan kecepatan service delivery. Metodologi tersebut mengubah pola bisnis tradisional menjadi pola bisnis modern dengan pemanfaatan Internet sebagai media bisnis yang menjadi trend saat ini. Trend ini kemudian dikenal dengan istilah Internet Commerce yang kemudian menjadi Elektronic Commerce (E-Commerce).

ARSITEKTUR E-COMMERCE
E-Commerce dibangun diatas dua pilar, yaitu pilar non teknis dan pilar teknis. Pilar non teknis meliputi aspek kebijakan, hukum dan privacy. Sedangkan pilar teknis untuk dokumen elektronik, multimedia dan protokol jaringan. Untuk di Indonesia dalam kondisi sekarang ini pilar non teknis yang berupa aspek hukum belum tersedia, sehingga sangat sulit untuk mengambil tindakan jika terjadi berbagai pelanggaran dalam transaksi.

E-COMMERCE (PERNIAGAAN ELEKTRONIK)
Electronic Commerce (Perniagaan Elektronik), sebagai bagian dari Electronic Business (bisnis yang dilakukan dengan menggunakan electronic transmission, oleh para ahli dan pelaku bisnis dicoba dirumuskan definisinya dari terminologi E-Commerce (Perniagaan Elektronik). Secara umum e-commerce dapat didefinisikan sebagai segala bentuk transaksi perdagangan/perniagaan barang atau jasa (trade of goods and service) dengan menggunakan media elektronik. Jelas, selain dari yang telah disebutkan di atas, bahwa kegiatan perniagaan tersebut merupakan bagian dari kegiatan bisnis. Kesimpulan: “e-commerce is a part of e-business”.

Media elektronik yang dibicarakan di dalam tulisan ini untuk sementara hanya difokuskan dalam hal penggunaan media internet, mengingat penggunaan media internet yang saat ini paling populer digunakan oleh banyak orang, selain merupakan hal yang bisa dikategorikan sebagai hal yang sedang ‘booming’. Perlu digarisbawahi, dengan adanya perkembangan teknologi di masa mendatang, terbuka kemungkinan adanya penggunaan media jaringan lain selain internet dalam e-commerce. Jadi pemikiran kita jangan hanya terpaku pada penggunaan media internet belaka.

Penggunaan internet dipilih oleh kebanyakan orang sekarang ini karena kemudahan-kemudahan yang dimiliki oleh jaringan internet:
1.Internet sebagai jaringan publik yang sangat besar (huge/widespread network), layaknya yang dimiliki suatu jaringan publik elektronik, yaitu murah, cepat dan kemudahan akses.
2.Menggunakan electronic data sebagai media penyampaian pesan/data sehingga dapat dilakukan pengiriman dan penerimaan informasi secara mudah dan ringkas, baik dalam bentuk data elektronik analog maupun digital.

Dari apa yang telah diuraikan di atas, dengan kata lain; di dalam e-commerce, para pihak yang melakukan kegiatan perdagangan/perniagaan hanya berhubungan melalui suatu jaringan publik (public network) yang dalam perkembangan terakhir menggunakan media internet. Telah dikemukakan di bagian awal tulisan, bahwa koneksi ke dalam jaringan internet sebagai jaringan publik merupakan koneksi yang tidak aman. Hal ini menimbulkan konsekuensi bahwa E-commerce yang dilakukan dengan koneksi ke internet adalah merupakan bentuk transaksi beresiko tinggi yang dilakukan di media yang tidak aman.

Kelemahan yang dimiliki oleh Internet sebagai jaringan publik yang tidak aman ini telah dapat diminimalisasi dengan adanya penerapan teknologi penyandian informasi (Crypthography). Electronic data transmission dalam e-commerce disekuritisasi dengan melakukan proses enkripsi (dengan rumus algoritma) sehingga menjadi cipher/locked data yang hanya bisa dibaca/dibuka dengan melakukan proses reversal yaitu proses dekripsi sebelumnya telah banyak diterapkan dengan adanya sistem sekuriti seperti SSL, Firewall, dsb.

TANTANGAN DAN HAMBATAN DALAM PENERAPAN E-COMMERCE
Sebuah sistem E-Commerce merupakan contoh penerapan teknologi informasi yang komplek. Hal ini disebabkan terkoneksinya sistem yang seharusnya aman. Sangat propriatery dengan jaringan Internet yang sama sekali tidak aman, sangat terbuka dan open system. Sebuah perusahaan yang hendak membangun sistem Internet atau on-line payment service / payment gateway untuk melayani pembayaran pada situs E-Commerce seharusnya telah mempunyai sistem perbankan yang kuat, realible dan aman, serta di dukung oleh sumber daya yang handal dan cukup. Karena selain keamanan yang menjadi prioritas tertinggi, volume transaksi di Internet tidak dapat diprediksikan besarnya. “Nature” Internet yang global menyebabkan siapa saja dalam waktu kapan saja dapat mengakses sistem tersebut. Belum lagi adanya serangan-serangan mendadak yang banyak dan tersebar, sehingga sulit untuk dideteksi dan secara langsung dapat mengakibatkan downtime pada sistem internal.

Untuk mengetahui resiko yang dapat terjadi dan bagaimana security & control dalam suatu sistem Internet E-Commerce, perlu ditelaah terlebih dahulu arsitektur sistem secara makro, kemudian bagian demi bagian dianalisa dan diperiksa lebih lanjut. Kebutuhan kedalaman analisa dan pemeriksaan ini sangat bergantung pada arsitektur sistem. Semakin kompleks arsitektur sistem bukan berarti keamanan akan meningkat, tetapi juga bukan berarti arsitektur sistem yang sederhana akan meningkatkan realibilitas sistem secara keseluruhan.

Selain arsitektur sistem, perlu adanya analisa dan pemeriksaan terhadap implementasi, strategi dan prosedur administrasi sistem yang disiplin dan dijalankan untuk sistem tersebut. Kunci dari keberhasilan berjalannya sebuah sistem Internet E-Commerce adalah bagaimana prosedur administrasi sistem dan kemampuan personal administrasi sistem dalam mengadaptasi perkembangan teknologi. Keamanan dalam kamus Internet dalam dinamis, setiap hari bahkan setiap jam, selalu ada penemuan security hole baru. Oleh karena itu personal administrasi sistem harus dapat mengantisipasinya.

Resiko yang dapat terjadi pada sistem Internet E-Commerce dapat dipilah menjadi dua bagian, yaitu :

1.Resiko Server Aplikasi Internet E-commerce
Internet Server merupakan tempat berjalannya aplikasi Internet E-Commerce, sekaligus merupakan entry point kepada aplikasi yang semestinya terisolasi dari Internet.
Beberapa resiko yang dapat terjadi adalah sebagai berikut :
•Penyusupan (intrusion) kedalam sistem dengan memanfaatkan security hole
•Penyusupan (intrusion) kedalam sistem dengan menggunakan program pelacak password
•Penyusupan (intrusion) kedalam sistem dengan menggunakan alamat IP palsu (IP Spoofing)
•Penyusupan (intrusion) kedalam sistem dengan menggunakan virus
•Penyusupan (intrusion) kedalam sistem dengan menggunakan back dor
•Penyerangan dengan membebani sistem dengan pemboman paket (packet bombing), Ping of Death, DoS (Denial of Service) atau Ddos (Distributed Denial of Service)

Jika sebuah server aplikasi Internet E-Commerce berhasil diserang, maka besar kemungkinan cracker dapat masuk kedalam sistem internal perbankan, karena server tersebut merupakan entry point ke dalam internal sistem

Pada suatu sistem Internet E-Commerce yang tidak didisain dan dimaintenance dengan baik, penyerangan dengan tehnik DoS / DdoS dapat menyebabkan beban lebih pada sistem sehingga sistem utama dapat mengalami kegagalan atau failure. Hal ini akan berakibat fatal terhadap perusahaan E-Commerce tersebut. Karena selain dapat mengakibatkan downtime yang sedang berjalan, cracker dapat melakukan manipulasi, pencurian, atau kejahatan yang lain sehingga merugikan.

2.Resiko Transaksi
Banyak Pengguna Internet yang masih takut dalam melakukan transaksi di Internet, baik untuk membeli dan menjual barang di toko-toko Virtual, maupun melakukan transaksi keuangan pada sistem Intenet Banking. Resiko dalam melakukan transaksi di Internet sangat tinggi, karena selain beragamnya tujuan pengguna Internet, perngkat hukum yang menaungi keamanan dalam bertransaksi di Internet masih belum memadai. Beberapa resiko transaksi pada Internet adalah sebagai berikut :

•Penipuan dengan memasang situs palsu yang kemudian menangkap nomor kartu kredit.
•Penipuan dengan menggunakan nomor kartu kredit palsu untuk melakukan transaksi di Internet.
•Penipuan domain sehingga dapat memasang situs palsu untuk menangkap nomor kartu kredit dan komponen autentikasi sehingga dapat digunakan untuk penipuan lain.
•Penipuan dengan menyangkal telah melakukan suatu transaksi
•Penipuan dengan membuat transaksi palsu
•Terjadinya transaksi ganda akibat kesalahan pengiriman data

Selain resiko transaksi di Internet yang telah disebutkan diatas, masih banyak lagi resiko yang dapat terjadi dalam melakukan suatu transaksi di Internet. Semakin banyak pelaku atau pihak yang terlibat berarti semakin besar resiko yang dapat terjadi, demikian pula jika nilai transaksi semakin besar berarti semakin besar resiko yang dapat terjadi. Dengan adanya persaingan global, kebutuhan untuk melakukan perdagangan dan transaksi di Internet akan semakin meningkat dan tak terelakan. Hal ini memacu semua pelaku bisnis untuk mengembangkan teknologi yang dapat mendukung usahanya. EDI over Internet, Bussines to Customer Commerce (B2C), dan Bussines to Bussines Commerce (B2B) merupakan masa depan yang tak terelakan. Apalagi setelah dikembangkannya teknologi WAP (Wireless Application Protocol), seseorang dimungkinkan membeli saham dimana saja dan dalam waktu yang cepat, dengan hanya menekan tombol pada mobile phone yang dimilikinya. Oleh karena itu diperlukan suatu bentuk teknik pengamanan dalam melakukan transaksi di Internet, baik dari segi teknologi, prosedur maupun dalam perangkat hukum.

KEUNTUNGAN PENERAPAN E-COMMERCE BAGI DUNIA BISNIS DI INDONESIA
Internet pertama kali diperkenalkan di Indonesia pada tahun 1994 melalui lembaga pendidikan. Saat ini Internet di Indonesia sedang berkembang sangat cepat. Sebenarnya angka perkembangannya lebih sedikit bila dibandingkan dengan pembangunan, tetapi menunjukkan pertumbuhan yang cukup tinggi.

Di kota-kota besar seperti misalnya Semarang, Yogyakarta, Jakarta, Surabaya dan Bandung, banyak bermunculan usaha warung Internet (Cyber Café). Didalam Warnet tersebut terdapat terminal-terminal di mana user dapat mengakses Internet tanpa harus menjadi pelanggan sebuah ISP. Orang hanya tinggal membayar biaya perjam atas akses yang dilakukan. Orang Tidak harus terdaftar pada ISP, tidak perlu membayar biaya bulanan Internet atau biaya telpon. Dan hal yang tepenting yaitu behwa para pengguna di warung Internet terbebas dari masalah teknis seperti masalah modem, kesulitan koneksi dan sebagainya.

Perkembangan Internet yang kemudian memunculkan E-Commerce merupakan alternatif bisnis yang cukup menjanjukan, karena E-Commerce dipandang memiliki banyak kemudahan bagi kedua belah pihak, baik Merchant maupun Buyer. Keberadaan E-Commerce di Indonesia dipelopori oleh sebuah toko buku inline yang disebut sanur. Ide pertama kali munculnya bisnis E-Commerce berupa toko buku online ini, di ilhami adanya jenis bisnis E-Commerce serupa, yaitu www.amazon.com, sanur merupakan ujicoba dan pada waktu itu menjadi toko buku pertama di Indonesia yang menjual buku pada Internet. Sekarang sanur telah memiliki 2500 transaksi per bulan, menawarkan 30000 buku dan mempunyai 11000 customer. Pemeran E-Commerce berikutnya adalah Indonesia Interactive (http://www.I-2.co.id). I-2 dibangun sebagai portal dan menyediakan sebuah virtual shopping mall. I-2 saat ini sudah berkembang dan memiliki 10 online store, yang menjual book, komputer, handicraft dan t-shirt.

TANTANGAN DAN HAMBATAN DALAM PENGEMBANGAN E-COMMERCE DI INDONESIA
Kenyataan yang ada diindonesia, ternyata E-Commerce tidak mampu membuat perubahan yang cukup besar. Jika diamati fakta di atas, terdapat beberapa faktor yang dipercaya mendukung perkembangan, diantara kelemahan dan kesulitan yang dihadapi. Yang pertama akan dibahas tenteng beberapa faktor yang tidak mendukung pertumbuhan E-Commerce di Indonesia. Terdapat 6 klasifikasi utama yaitu

a.Infrastruktur
Dapat dikatakan bahwa infrastruktur merupakan salah satu aspek terpenting, Secara geografis, Indonesia merupakan segara kepulauan. Struktur ini menyulitkan dalam pembuatan Fiber-optic-bases backbone. PT Telkom adalah penyedia telekomunikasi domestik yang bertanggung jawab terhadap Infrastruturdomestik ini. Sebagian besar dari jaringan PT. Telkom masih menggunakan Cooper Wire. Hanya kota-kota besar saja yang memakai fiber optic, walau koneksi ke end user masih menggunakan cooper. Aspek lain yang dapat dikategorikan sebagai Infrastrutur adalah telepon dan biaya akses Internet yang relatif masih mahal. Tidak seperti Amerika dan negara-negara lain, dimana biaya telepon hanya dikenakan bulanan, di Indonesia biaya tidak hanya biaya bulanan tetapi juga berdasarkan besarnya pemakaian telepon. Selain itu, User Internet masih diharuskan untuk membayar ISP atas penggunaan fasilitas Internetnya.

b.Keamanan
Sebuah survai terhadap user Indonesia menunnjukkan bahwa pikiran utama yang masih tertanam di benak mereka untuk melakukan transaksi di Internet, yaitu mengenai masalah keamanan dalam pembayarannya. Mereka ingin agar provider memberikan jaminan keamanan bertransaksi ke situs mereka. Mungkin karena di Indonesia budaya penggunaan kartu kredit masih sedikit, maka banyak situs E-Commerce di Indonesia yang menawarkan cara konvensional, yaitu dengan melalui wesel atau via telepon, sementara halaman WEB hanya menawarkan jenis produk yang akan dijual, dan transaksi dilakukan dengan kontak langsung via telepon.
PENGHALANG UTAMA UNTUK MELAKUKAN E-COMMERCE
Menurut survei yang dilakukan CommerceNet dengan alamat http://www.commerce.net, para pembeli/pembelanja belum menaruh kepercayaan kepada E-Commerce. Mereka tidak dapat menemukan apa yang mereka cari di E-Commerce. Belum ada cara yang mudah dan sederhana untuk membayar. Pelanggan E-Commerce masih takut ada pencuri kartu kredit, rahasia informasi personal mereka menjadi terbuka, dan kinerja jaringan yang kurang baik.

Tampaknya untuk meyakinkan pelanggan ini, E-merchant harus melakukan banyak proses pemandaian pelanggan, Walaupun demikian diramalkan sebagian besar pembeli akan berhasil mengatasi penghalang tersebut beberapa tahun mendatang.

Kunci utama untuk memecahkan masalah adalah bahwa merchan harus menghentikan pemikiran bahwa dengan cara menopangkan diri pada pada Java Applets maka semua masalah akan terpecahkan, padahal kenyataanya adalah sebetulnya merchant harus me-restrukturisasi operasi mereka untuk mengambil keuntungan maksimal dari E-Commerce.

SISTEM INFORMASI E-BUSINESS
e-Business (bisnis secara elektronik) merupakan suatu istilah yang digunakan untuk memberi nama pada kegiatan bisnis yang dilakukan melalui Internet. Kegiatan bisnis yang dilakukan secara online itu meliputi pemasaran, promosi, public relations, transaksi, pembayaran, dan penjadwalan pengiriman uang. E-Business ini lebih luas dari sekedar E-Commerce yang hanya terbatas pada proses transaksi secara online.

E-Business nampaknya akan menjadi model bisnis masa depan karena dapat dikembangkan hanya melalui sebuah rumah yang kecil dan sederhana. Sementara itu pola e-Business terus berkembang dengan terciptanya protokol baru seperti Wireless Application Protocol (WAP) yang memungkinkan akses Internet melalui media komunikasi ponsel sehingga lahirlah istilah mobile Business atau m-Business.

Sistem e-Business kurang menarik bila tidak mampu berinteraksi dengan pengaksesnya sehingga muncul sistem e-Business yang interaktif berbasis multimedia yang disebut dengan interactive business atau i-Business. Dalam i-Business pengakses sistem seakan-akan berdialog dengan sistem e-Business melalui pesan maupun kotak-kotak dialog yang dibangun dalam sistem tersebut.

Untuk membangun e-Business yang handal, maka dibutuhkan sistem informasi yang mampu menampung dan mengolah data transaksi serta menghasilkan informasi yang tepat dan akurat setiap saat.

Sistem informasi merupakan faktor yang mendasar yang harus dikuasai oleh para pengelola sistem e-Business untuk bertahan dan sukses, karena transaksi dalam bisnis berbasis Internet ini berupa pertukaran data dan informasi antara penjual dan pembeli. Pembeli akan memberikan informasi tentang jenis produk yang akan dikonsumsi, jumlah dan nomor kartu kreditnya sedang penjual akan menginformasikan validitas transaksi dan informasi penting lainnya.

TANTANGAN PEMBANGUNAN SISTEM INFORMASI E-BUSINESS
Ada sejumlah tantangan yang harus dihadapi oleh para pengelola perusahaan yaitu :

1.Tantangan strategi bisnis
Ketangguhan sistem informasi e-Business terletak pada bagaimana perusahaan merumuskan dan menuangkan strategi bisnisnya yang handal dalam sistem tersebut misalnya strategi harga, strategi produk, strategi teknologi dan sebagainya.

2.Tantangan globalisasi
Perusahaan-perusahaan lokal yang ingin berlaga di pasar global harus memahami seluk beluk bisnis dalam lingkungan ekonomi global. Lingkup pasar berubah menjadi lebih luas. Perbedaan platform seperti bahasa, budaya, politik, harga, perilaku konsumen, kebijakan pemerintah dan sebagainya dapat menjadi masalah dan ancaman kerugian.

3.Tantangan arsitektur informasi
Keputusan perusahaan untuk mengembangkan sebuah arsitektur informasi yang baru guna mendukung tujuan bisnisnya.

4.Tantangan investasi
Perusahaan harus mampu merumuskan visi dan anggaran untuk berinvestasi teknologi informasi dengan skala yang luas. Hal ini sangat kompleks dan membutuhkan perhatian yang serius.

5.Tantangan kemampuan untuk merespon dan mengontrol
Perusahaan tertantang untuk merancang sistem-sistem yang mudah dipahami dan dikontrol agar sistem informasi yang dibentuk mampu memberikan respon yang cepat dan tepat

6.Tantangan operasional
Kemampuan suatu perusahaan untuk memelihara informasi yang disajikan dalam situs web. Perusahaan juga dihadapkan pada persoalan keamanan data yang di-share dalam jaringan global tersebut karena banyak hacker dan cracker yang berlalu lalang.

7.Tantangan komunikasi
Kemampuan untuk mengkomunikasikan rencana induk pengembangan sistem kepada sumber daya manusia agar mereka dapat memahami, menerima dan mau menggunakan secara optimal.

MERANCANG STRATEGI SISTEM INFORMASI E-BUSINESS
Perusahaan e-Business perlu merancang sebuah strategi yang akan diimplementasikan dalam bentuk sistem informasi e-Business. Stategi itu tidak hanya berupa strategi bisinis melainkan juga melibatkan strategi teknologi informasi karena sistem e-Business dibangun dengan tumpuan teknologi tersebut.

Strategi perlu disusun dengan cermat untuk menjawab tantangan bisnis seperti kompetitor pada satu jenjang atau kompetitor kecil lainnya, produk-produk substitusi dan tuntutan konsumen.

Strategi juga berfungsi untuk mengelola sumber daya yang terbatas jumlahnya guna memperoleh laba. Sistem informasi e-Business yang dibangun harus terdefinisi dengan jelas dan terinci tentang model bisnis yang akan diterapkan, alur pergerakan informasi, jenis dan model informasi yang dibutuhkan serta menentukan hak akses informasi. Strategi meliputi penentuan perangkat keras dan perangkat lunak baik sistem dan aplikasinya.

Quote from: http://onlinelearningmedia.com

Read More......