Betapa aku rindu, pada sosokmu yang dulu pernah berlabuh di dermaga
tempatku menempatkan namamu. Betapa aku ingin, mengukir cerita tentang
hari yang berisikan canda tawa kita dulu. Kini terasa kosong, tatapmu
beku, menghadir nelangsa dalam derai yang mengalir tak kenal waktu. Kamu
dimana, kenapa menghilang begitu saja.. Aku merindumu. Menanti
diperaduan kata tempat kita mengarang cerita sambil menunggu senja.
Jejakmu mengabur disegurat asa yang hampir terkubur. Dan aku
terpekur, setelah merangkul bayang yang berpamitan tanpa pernah lagi kau
perdengarkan ucapan selamat tidur, di pekat malam yang terasa begitu
sepi hanya bertemankan bantal dan kasur..
Sesekali terdengar serangga mendongengkan kisah perjalanannya dibawah
pohon dekat jendela yang berusaha menghibur. Namun aku tetap saja
terpaku, menerawang hari-hari kita dulu, sembari menanti pagi yang tak
kunjung muncul. Malam terasa demikian panjang, ketika bayang menjadi
teman yang menggelisahkan.
Dialog Hati, Dialog dengan Fikiran Sendiri, Muncul dari Berbagai Kondisi, tidak Selamanya Ia Nyata, tidak juga hanya Fiktif Belaka
1/26/11
Betapa Rindu
Labels:
Solilokui
Kau Adalah
Kau adalah senyum yang berlalu bersama mendung,
Kau adalah riang yang berpamitan bersama hujan
Kau adalah damai yang menghilang sebelum senja datang
Kau adalah bayang yang tak berbekas menyisa kering disepanjang musim
Labels:
Solilokui
Subscribe to:
Posts (Atom)