Dialog Hati, Dialog dengan Fikiran Sendiri, Muncul dari Berbagai Kondisi, tidak Selamanya Ia Nyata, tidak juga hanya Fiktif Belaka

4/10/08

Catatan Kecil Di Akhir Maret

Ada langit yang menampakkan awan, awan pun menyatu dan akhirnya berubah jadi hujan. Ada hal yang menarik yang ingin kuceritakan, dari peristiwa dan kisah klasik yang hampir lenyap dalam ingatan. Dan kini kan kucoba kurentang uraian cerita dari kisah-kisah yang sudah lama ingin ku buang. Lalu ku berfikir rasanya sayang jika semuanya ku buang dengan sia-sia. Siapa tau satu saat aku merindukannya, ingin mengenangnya. Buat sekedar memberikan tanda bahwa dimanakah semuanya bermula dan bagaimana semuanya bisa berakhir dengan sia-sia. Sekedarku memberi tanda di titik mana ku pernah membuat kesalahan, hingga hari ini dan kelak, salah itu tidak akan pernah terulang.

Ada juga cerita yang ingin kuuraikan, tentang orang-orang yang sempat hadir dalam perjalanan panjangku. Mengingat sisi baik dan buruk dari setiap pribadi yang ku temui, tentu saja sisi baik sebagai sesuatu yang bisa ku contoh atau paling tidak kelak kan kuceritakan untuk orang-orang baru yang akan hadir dalam hidupku. Dan sisi buruk buat sekedar membuatku bercermin, jika kelak ada orang-orang yang hadir dalam hidupku, aku akan semakin mengerti pada setiap cirri manusia yang kutemui. Semoga….

Kali ini ku peroleh sesuatu, saatnya ku berfikir untuk diri sendiri. Mencoba merangkai mimpi dari awal lagi. Kisah lalu kan ku kemas di sisi hati yang lain, kan ku kunci rapat-rapat di ruang hati yang terdalam. Kini akupun sudah siap untuk meninggalkan semuanya, meninggalkan hari-hari yang penuh dengan catatan bahagia dan luka, karena ku sadar bahwa esensi hidup sebenarnya adalah ketika kita mendapatkan sesuatu yang berharga maka kita pun harus bersiap kehilangan sesuatu yang berharga di sisi yang berbeda.

Hingga akupun harus pula merasakan semuanya, sesuatu yang dipandang berkilauan oleh orang-orang sekelilingku, tanpa mereka tau kalau ini merupakan sesuatu yang menggilakan bagiku sesuatu yang harus kujalani dengan susah payah sekuat tenagaku. Dan akupun tidak tau kalau sampai di likuan mana aku kan mampu bertahan, atau malah tersungkur di jalan lurus ini. Akupun tidak tau apakah bekalku masih cukup untuk menempuh perjalanan panjang ini. Sementara di sini lain semuanya seolah samar bagiku. Tidak ada yang jelas, mereka hanya bisa berjanji, mereka begitu pandai menarik simpati hingga akupun terjerat kedalamnya. Dan kini akupun harus terengah ketika perjalanan ini mulai kunikmati. Namun semuanya seakan tidak berarti, begitu banyak waktu ku terbuang, betapa banyak fikiran kumanfaatkan secara sia-sia. Pada akhirnya janji hanyalah tinggal janji. Dan saat ini akupun tak mampu meratap, menangis dan sedih lagi.

Namun tanpa kusadari ini semua telah merubah cara pandangku terhadap alam sekitar, seakan tiada yang positif dimataku. Semuanya terkesan mencoba mengekploitasi tanpa tau bahwa mereka begitu membuat ku menderita. Namun akupun tak mampu berlari dari semua ini, kaki ku sudah mulai lelah, sementara arah perjalanan mana juga yang harus kulalui saat ini, akupun tidak berani menetukannya lagi. Kegagalanku kali ini terasa telah merusakkan semua lyrik-lyrik rapi yang tersimpan dikepalaku, akupun tak mampu lagi menyusun bait-bait waktu agar semuanya termanfaatkan secara sempurna.

Tiada yang mampu kuberikan saat ini,, aku benar-benar lelah, aku benar-benar marah, aku benar-benar kecewa, tapi pada siapakah harus kutunjukkan semua ini, pada mereka kah??? Akupun enggan melakukannya, atau aku harus juga memaafkannya?? Bagaimana bisa?? Toh mereka juga tidak pernah minta maaf atau ketidakadilan ini.

Lalu akupun harus terkubur dalam kebencianku?? Tidak mungkin karena semuanya hanya akan membuatku semakin menderita, sekarang yang bisa kulakukan adalah berlari dan melupakan semuanya. Yach… aku fikir itulah jalan ku saat ini, mencoba merajut mimpi lg, walau aku tidak tau apakah aku masih sanggup menjalaninya??

Semoga saja bisa…
Dan aku yakin aku bisa..

2 comments:

Anonymous said...

ketika sebuah gulungan tali telah menjadi gumpalan, itu akan terus menjadi sebuah gumpalan yang semakin lama semakin membesar kalau tidak dilerai dalam uraian kata dalam alunan suara kerendahan hati bahwa kita tidak ada yg sempurna & tidak ada setiap kita yg mampu menghadapi ujian kebesaran hati dalam menjalani hidup.

Ima said...

Thanks commentnya yach...
Iya, benar sekali pernyataan tersebut.