Dialog Hati, Dialog dengan Fikiran Sendiri, Muncul dari Berbagai Kondisi, tidak Selamanya Ia Nyata, tidak juga hanya Fiktif Belaka

4/17/08

Pesan Bagi Para Pemimpi Negeri Cinta

Jangan gila jang, karena rumah kami, halaman kami, udara kami, itu bukan milik anda. Tentu anda juga tahu, kami baru saja bisa menghirup nafas dengan damai dan nyaman, kenapa perselisihan itu harus juga anda lahirkan kembali??

NCA (Negeri Cinta) boleh saja hadir, asalkan anda mampu membawa seluruh orang-orang baru untuk menduduki bangku birokrasi nanti. Bukan mereka yang pernah kami beri kepercayaan tapi mereka-mereka malah memperkaya diri dan melupakan amanah yang kami berikan kepadanya. Bukan pula para mantan guru-guru kami yang dulu mengajarkan kami tentang kebaikan, kepedulian, kejujuran, keramah-tamahan, kala itu kami begitu mengidolakannya sebagai sosok pengajar yang patut diteladani dan di contoh segala cara hidupnya,hingga kamipun memilihnya sebagai pemimpin dan pembawa amanah kami, namun ketika kami sudah memberinya sebuah gedung mewah beserta kursi empuknya, iapun telah lupa pada nasihat yang dulu selalu ia ucapkan sebagai barisan kalimat yang menyejukkan hati kami, kala ia akan mengajarkan kami berhitung dan membaca. Dan tahukan anda? Dulu ketika kami masih memanggilnya pak guru, sosoknya begitu dekat dengan kami, tapi hari ini ketika dia sudah berada di gedung mewah itu, dia telah melupakan kami.

Bukan pula sosok pemimpin seperti teman kami yang dulu pernah sebantal tidur dengan kami, ketika kami masih duduk di bangku sekolahan, pergi ngaji bersama, bermain bersama, kala itu kamipun harus terpisahkan, anda tau kenapa?? Dia harus melanjutkan pendidikannya di luar kota, dan kamipun harus melanjutkan perjuangan kami di dunia yang berbeda, yaitu di persawahan warisan para orang tua kami, dan ketika iya kembali ke kampong ini, katanya iya ingin mensejahterakan negeri ini dan merubah nasib kami, kalaupun tidak sama dengan nasibnya namun paling tidak berada sedikit di bawah dia, begitulah katanya dulu.

Namun tahukah anda?? Ketika kami mempercayakannya untuk mengurusi nasib kami? Ternyata diapun telah lupa semuanya yang ia ingat adalah dia harus membangun rumah mewah yang setara dengan gedung yang kami percayakan kepadanya untuk mengurusi nasib kami. Dan pada akhirnya nasib kami tetaplah seperti ini, seperti yang anda lihat, tidak ada yang berubah, sama saja seperti beberapa tahun yang lalu ketika anda sempat mampir di sini. Kami tetap saja disebut miskin dan hidup memprihatinkan, dan hari ini andapun datang dengan dalih yang sama, ingin mensejahterakan nasib kami, apakah itu mungkin?? Kami memang bodoh tidak pernah mengenal ilmu politik seperti yang sering anda dengungkan di berbagai media, begitu anda menyebutnya.

Meski kami bodoh, akan tetapi kami adalah orang-orang yang selalu mengingat nasihat orang-orang tua kami. Orang tua kami pernah mengajarkan kepada kami untuk tidak berbuat kesalahan yang sama untuk beberapa kali? Dan kali ini kamipun tidak ingin berbuat kesalahan lagi, memberi kepercayaan kepada orang yang salah, dan kami hanya memohon kepada anda untuk tidak mengatasnamakan kami lagi untuk mewujudkan mimpi anda itu, karena tidak ada pengaruhnya bagi kami, kami tetap saja akan seperti ini, sama seperti hari-hari kemaren. Izinkan kami bernafas dengan lega, berusaha dengan tenang, agar kami bisa memberi makan untuk anak istri kami, agar kami juga bisa menyekolahkan anak-anak kami di bangku kuliah seperti anda.

Tolong jangan buang waktu kami untuk memujudkan mimpi-mimpi anda itu, kami tau kami bodoh, sekolahpun hanya bisa di kampung ini, tidak sama seperti anda yang sampai ke luar negeri, kamipun tidak banyak mengerti dengan kata-kata ilmiah yang selalu anda utarakan, pemekaranlah, menghilangkan keterisolasianlah. Berhenti untuk menarik simpati dan mengatasnamakan kami, karena istilah itu artinyapun kami tidak tau pasti, bagaimana bisa anda mengatakan kalau kata-kata itu adalah ucapan yang timbul dari hati nurani kami??

Kami punya sedikit saran untuk anda, coba anda tanya lagi kepada diri anda sendiri, sebenarnya siapakah yang berbicara di sana?? Apakah kata hati yang tulus dari hati yang terdalam, anda memang berniat membawa kami untuk menuju gerbang kesejahteraan, ataukah anda merasa diri dan keluarga anda yang masih kurang sejahtera??

Jika karena alasan yang pertama, tolong yakinkan kami dengan cara membawa manusia-manusia baru, wajah-wajah baru, senyuman baru dan kata sapaan dan kalimat-kalimat harapan yang diungkapkannya juga baru, dan dengan metode-metodenya yang baru juga, bukan hanya satu orang, tetapi kursi-kursi empuk di gedung-gedung mewah itu, semuanya harus di isi oleh semua orang baru yang anda bawa itu, tentu saja anda sendiri tidak masuk di dalamnya, karena kami beranggapan kalau anda adalah orang lama. Bukankan anda memang berniat murni mau menolong kami, jadi kalaupun anda tidak kebagian kursi empuk itu, saya rasa anda akan menerimanya dengan lapang dada, bukan begitu??

Dan kami pesankan, mereka tidak perlu membuat seribu janji, karena itu akan menyulitkan mereka nanti dalam mewujudkannya, sosok amanah dan jujur, berani menegakkan kebenaran di kampong kami ini, dan selalu bersedia mendengarkan keluh kesah kami, itu saja. Anda tau kan, kami tidak menginginkan yang muluk-muluk, tidak perlu pemimpin yang berfikiran terlalu modern misalnya saja jika ia memimpin kampung ini, maka dia akan membangun jalan tol sepangjang areal kampung kami, kami tidak perlu itu, karena kami menyetirpun belum bisa, anda tahukan kami belum bisa beli mobil seperti anda??

Atau mereka yang berjanji, jika iya menjadi pemimpin kami dia akan menjadikan kampung ini sebagai pusat wisata kelas internasional, dan semua orang-orang seperti kami akan terlibat didalamnya sebagai penggerak dan pengelola. Kami tidak perlu itu karena saya yakin kalau anda juga tahu, kalau kami belum bisa berinteraksi dengan orang-orang dari negeri kaya itu, yang namanyapun kami tidak tahu.

Dan juga kami tidak mengingikan pemimpin yang jika ia punya kesempatan untuk memimpin kampung ini, dia akan membangun bandara internasional, di kampung ini. Itupun kami belum menginginkannya, karena kalaupun kami punya keinginan untuk melihat bagaimana bentuk pesawat, kami masih bisa mendongakkan kepala ke langit ketika terdengar dengungan di atas sana, dan kalau untuk menaiki pesawat itu, pergi berlibur keluar negeri seperti yang anda lakukan, tentu anda pasti tau kalau kami belum punya uang untuk itu. Bukankah itu cukup mahal, andapun bisa melakukan hal itu dulu, karena anda menggunakan sebagian uang titipan, yang seharusnya anda teruskan untuk keperluan hidup kami.

Maka dari itu, syarat yang kedua yang kami berikan untuk anda adalah, jika anda memang sanggup menghadirkan manusia-manusia baru itu, tolong beri tahu kepada mereka kalau mereka tidak perlu memikirkan ide-ide unik tapi tidak punya manfaat buat kami. Cukup dengan pemikiran-pemikiran sederhana, yang penting mereka punya mata untuk melihat sisi-sisi dari kampung ini, bagian mana yang harus diperbaiki. Punya telinga untuk selalu mau mendengarkan keluh kesah kami, tentu saja bukan hanya sekedar mendengarkan, tetapi akan menjalankannya sesuai dengan keinginan kami sebagai rakyatnya. Punya hati yang selalu peka terhadap segala situasi yang berlaku di kampung ini. Itu saja sudah….

Sebaliknya, jika anda ingin mewujudkan mimpi anda itu karena alasan yang kedua, yaitu ingin mensejahterakan keluarga dan kerabat-kerabat anda, saya rasa anda punya banyak jalan untuk itu, tidak harus mengorbankan dan mengatasnamakan kami lagi, karena kami sudah lelah meneriakkan nama anda sebagai juru selamat kami dari penyakit kemiskinan ini, karena anda dan teman-teman anda itu sudah pernah kami percaya untuk memimpin kami, namun apa yang anda lakukan?? Seperti yang anda lihat, tidak ada yang berubah di kampung ini. Yang berubah malah nasib anda dan kerabat-kerabat anda itu. Sedangkan kami masih saja seperti ini, tidak ada yang berubah. Maka dari itu, kami mohon dengan sangat, berhentilah mengatasnamakan kami yang menginginkan mimpi indah anda untuk mewujutkan Negeri Cinta itu.

Karena kami tidak tahu menahu tentang itu semua, yang kami tahu ialah, apakah besok hasil panen kami bisa terjual dengan harga yang memuaskan? Apakah lusa kami masih bisa memberi makan anak istri kami? apakah tahun depan anak kami bisa kami sekolahkan di perguruan tinggi ternama? Tanpa harus merasa kesulitan untuk hidup, bergaul dan belajar seperti teman-temannya yang rata-rata adalah anak-anak orang berkelas seperti anda, karena ia hanya seorang anak si miskin yang orang tuanya pagi siang harus ke sawah untuk menghidupi dan menyekolahkannnya. Dan apakah ketika kami ingin menikahkannya, kami tidak disulitkan untuk mengurus segala surat-menyurat di gedung mewah itu.

Harusnya kalau anda ingin menolong kami, dan anda merasa cukup mampu untuk itu, bukan cara itu yang anda lakukan, bukankah anda orang pintar, kami yakin anda punya seribu cara yang beda, bukan malah meniru cara-cara orang lama yang membuat kami semakin tidak simpati kepada anda. Bukankah anda orang pintar?? Sebagai orang pintar, tentu anda punya seribu jalan yang lebih baik untuk mewujudkan mimpi anda yang notabenenya, anda katakan ingin menolong kami.

Dan kamipun yakin bahwa, nilai kepuasan yang anda peroleh akan sangat besar, karena anda melakukannya sendiri, dengan niat yang tulus, tanpa mengorbankan pihak manapun, dan tidak mengatasnamakan siapapun, itu sebuah usaha murni dari anda sebagai wujud kepedulian anda pada kami. Tentu saja kami akan sangat menghargai anda dan kami akan mendoakan anda untuk mendapatkan tempat yang terhormat disisiNYA jika kelak tiba saatnya anda harus kembali kepangkuanNYA. Karena sekali lagi, anda pasti tau bahwa itu balasan terbesar yang bisa kami lakukan sebagai wujud terima kasih kami untuk orang-orang yang telah berbuat baik kepada kami.

Dan, supaya anda ketahui kalau saat ini kami sedang memberikan ruang dan waktu untuk para pemimpin kampung ini, untuk merubah nasib kampung kami ini, karena dulu kami memilihnya juga karena kami tahu mereka orang-orang baru, dan jika kelak merekapun sama seperti anda, berarti kamipun telah melakukan kesalahan yang sama lagi, sama seperti waktu kami memilih anda dulu. Mudah-mudahan kali ini kami tidak salah, dan kami harap anda jangan menghambat langkah mereka dengan mimpi-mimpi anda itu. Dan kami mohon kebijaksanaan dan pertimbangan yang mendalam tentang mimpi anda itu…

No comments: