Dialog Hati, Dialog dengan Fikiran Sendiri, Muncul dari Berbagai Kondisi, tidak Selamanya Ia Nyata, tidak juga hanya Fiktif Belaka

4/13/09

Kembali ke Dunia Nyata

Pagi ini Miaoli hujan, tadi malam, perlahan terasa suhu berubah menjadi semakin hangat. Itu artinya sisa-sisa musim dingin sudah beranjak berlalu meninggalkan posisinya. Meski pergantian musim terjadi beberapa minggu yang lalu, kala kusaksikan bunga-bunga mulai bermekaran, namun entah kenapa suhu belum juga beranjak naik, baru tadi malam aku benar-benar merasakan kehangatan dan tidak lagi menggigil kala harus duduk di depan meja kerjaku untuk melanjutkan aktifitas sebagaimana biasanya.

Hidup di negeri ini, tidak banyak hal yang bisa kulakukan, setiap hari rutinitasku tidak pernah berubah, ibadah, belajar, meeting, lanjutin riset, tidur, makan dan keluar dihari libur. Ohh hidup terasa sangat tawar dan tanpa warna, seluruh komunikasi eksternal didominasi oleh tulisan yang dikeluarkan lewat media instant messenger,
email maupun SNSs. Selebihnya yang paling banyak kulakukan adalah mencoba melakukan komunikasi via telephone. Tidak banyak komunikasi yang dilkukan secara langsung, kecuali hanya terhadap orang-orang tertentu saja yang jumlahnya terbatas.

Duch Tuhan,,, aku mulai bosan menjalani hidup seperti ini, aku ingin kembali Tuhan, kembali kedunia nyata, kala aku berinteraksi dengan banyak orang mencoba berbagi dan bercengkrama, terasa itulah kepuasan dan kebahagiaan sesungguhnya.

Di sini Tuhan, aku seperti berada di tempat pembuangan, terpenjara oleh mimpi yang aku pilih sendiri, terkurung oleh imajinasi yang sering membuat aku meronta dan tidak mampu melakukan apa-apa. Terlena oleh setumpuk pekerjaan yang membuatku lelah namun terkadang tidak ada hasil yang aku dapatkan. Berhari-hari hanya kuhabiskan untuk eksplorasi di dunia maya sekedar mencari sesuatu yang terkadang tidak pasti, lalu semuanyapun terkadang harus digantikan lagi dengan yang lain, mencari dan mencari lagi..

Aku bosan Tuhan, aku bosan berada di dunia ini, kala ku berpaling menatap jendela ruang kerjaku kusaksikan hujan mulai membasahi rerumputan di halaman dormitory, kala itu pula ingatanku mulai lagi menerawang mengingat setiap langkah yang kulalui di tanah kelahiran tercinta. Sesaat pula ingatanku mulai membayangkan setiap bait kalimat yang pernah kulakukan dengan seseoarang yang kini hanya akan menjadi bagian dari mimpi buruk dan penghambat perjalananku Tuhan…

Tuhan, lewat derai hujan pagi ini, tolong sampaikan Tuhan kalau aku sudah memaafkan segala khilaf dan kebodohan yang terlanjur ia lakukan terhadapku. Tuhan lewat desir angin yang mengiringi hujan pagi ini sampaikan juga kerinduan yang tak terhingga untuk mereka yang begitu berarti dalam hidupku. Semoga jalan ini masih bisa kulanjutkan karena alasan itu Tuhan.. dan semoga aku masih bisa berjalan dibawah ridha dan ampunanMu. Amin

No comments: