Dialog Hati, Dialog dengan Fikiran Sendiri, Muncul dari Berbagai Kondisi, tidak Selamanya Ia Nyata, tidak juga hanya Fiktif Belaka

4/7/09

Dialog Dengan Tuhan

Begitu lemah kah sudah aku Tuhan??? Begitu tak berartinyakah semua yang telah kurancang selama betahun-tahun?? Begitukah caraku menyikapi hidup Tuhan?? Begitukah caraku menyelesaikan masalah?? Begitukah caraku mengungkapkan kekecewaaan? Begitukah caraku menggambarkan kesedihan, begitukah caraku menapaki rentang waktu yang masih Engkau sisakan?? Kenapa Tuhan, kenapa aku begitu tidak pantas dikagumi saat ini, betapa aku tidak cocok untuk dibanggakan, diharapkan bahkan dikenang oleh mereka-mereka yang telah mengajari aku tentang makna hidup yang sebenarnya.

Tuhan, aku kecewa, iya benar Tuhan aku begitu kecewa dengan semuanya, dengan sikap dan perilakunya, dengan kilah kata yang telah membuatku percaya padanya. Dengan gambaran tulus yang aku kira adalah sebenar-benarnya ketulusan. Dengan senyum lembut dan tatap manja yang aku kira adalah bias dari cinta, dengan sikap dan tindak yang terkadang membingungkan namun tidak menyisakan segudang keraguan.

Ah.. sekian waktu kulalui dalam jarak yang kian kentara ketika bentang jalan itupun terasa sampai dipenghujungnya kini. Tuhan, badai itu datang,

Tuhan betapa sulitku menerima kenyataan ini, Namun Tuhan hamba percaya kalau setiap ketentuan adalah bagian dari kuasaMU. Bahwa apapun yang berlaku saat ini terhadapku adalah sesuatu yang telah Engkau gariskan terjadi terhadapku, hambaMu. Tapi Tuhan, jika boleh hamba memohon, tolong kuatkan hamba ya Tuhan, bukakan mata hamba ya Tuhan, bukakan hati hamba untuk memberi sebenar-benarnya maaf. Bukankah Engkau saja pemaaf, lalu kenapa aku hambamu yang kecil ini tidak bisa Engkau karunikan sifat pemaaf Tuhan??

Tuhan, inikah sakit yang sebenarnya?? Ini kah kecewa yang sebenarnya?? Inikah kelemahan yang sebenarnya?? Inikah ketidakberdayaan yang sebenarnya?? Bukankah Engkau menciptakanku sempurna Tuhan?? Bukankah Engkau telah membekali aku dengan akal fikir dan hati yang suci Tuhan, bukankah aku salah seorang hambaMu yang tidak pernah lelah untuk menghadapi uji dan cobaMu?? Lalu kenapa hari ini aku seperti tidak siap menerima coba itu Tuhan??

Tuhan, lagi-lagi hamba merasa coba ini datang pada saat yang tidak tepat?? Namun, aku percaya Tuhan kalau Engkau maha tahu dan Engkau lebih tahu kalau aku kuat tuk hadapinya Tuhan..

Tuhan jika boleh hamba berharap, hamba mohon ya Tuhan berilah hamba kekuatan dan kejernihan hati untuk hadapinya. Dan semoga Engkau kembalikan segala fikir positif hamba atas mereka yang telah membuatku tertatih dan hampir berhenti untuk melangkah Tuhan..

Tuhan, Aku telah memaafkannya, jauh sebelum dialog ini kusampaikan kepadaMu, hanya saja aku merasa belum cukup ikhlas untuk memberi sebenar-benarnya maaf Tuhan, karenanya, hamba mohon ampun Tuhan untuk semua khilaf dan ketidakberdayaan hamba…

No comments: