Dialog Hati, Dialog dengan Fikiran Sendiri, Muncul dari Berbagai Kondisi, tidak Selamanya Ia Nyata, tidak juga hanya Fiktif Belaka

10/13/08

Birth Day dan Kehilangan

Hari ini jatah hidup ku berkurang lagi, namun begitu banyak yang belum mampu kubenahi. Ulang Tahun, dua kata yang mempunyai segudang makna, segudang asa, segudang penyesalan, segudang harapan, segudang tanda tanya, dan segudang kesedihan.

Segudang makna..

Hmm, saat para sahabat, saat orang terdekat berucap “Happy birth day to you”, ada seulas senyum kebahagiaan yang tergambar di eksperi wajah ini. Karena ungkapan happy birth day itu biasanya tidak hanya berhenti sampai disitu, akan tetapi akan dilanjutkan dengan untaian doa, dan harapan dari mereka yang menyayangi kita. Doa yang langsung dipanjatkan kehadiratNYA. Bukankah itu hadiah terindah yang tidak bisa dinilai dengan apapun?? Iya, itu tidak bisa dinilai dengan apapun, dan tidak akan pernah terbayarkan. Ketika seorang sahabat dan orang-orang yang menyayangi memanjatkan doa dengan tulus ikhlas untuk kita. Itulah hadiah terindah yang tidak bisa dinilai dengan apapun juga. Thank friends…

Segudang Asa…
Hari ini, dimana usia bertambah 1 tahun lagi, begitu banyak harapan yang muncul di benak ini, mulai dari pembenahan diri yang hingga detik ini masih banyak kurang dan sifat tidak baiknya hingga harapan untuk sanak keluarga atasku yang selalu menginginkan kebaikan untukku. Semoga kiranya asa ini terbarengi dengan untaian doa yang tidak putus-putusnya kupanjatkan kehadiratNYA, dan semoga aku tidak pernah lelah untuk selalu mencari yang terbaik dalam hidup ini. Amin…

Segudang penyesalan…
Banyak penyesalan yang terlintas dibenak ini, ku coba tuk introspeksi diri dan bermuhasabah. Ternyata begitu banyak sisi kelam yang hadir dalam hidupku, dan begitu banyak khilaf yang terlakukan, begitu banyak kesalahan, masih sedikitnya ku berbuat baik kepada sesama, masih sedikit sekali usaha untuk membahagiakan kedua orang tua, masih begitu banyak pekerjaan yang seharusnya kuselesaikan dan kujalani dengan keikhlasan, namun ternyata, hari ini ketika terlihat bahwa inilah aku, begitu banyak pekerjaan yang tertunda, yang harusnya sudah terselesaikan dan begitu banyak pekerjaan baru yang harusnya sudah kumulai, namun ternyata tidak. Ya Allah, ampunkan atas segala dosa hamba, ampunkan hamba karena hingga hari ini, hamba belum mampu berterima kasih kepadaMU dengan cara yang sebenarnya. Hamba masih sering lalai dan terlupa atas segala kewajiban yang mestinya hamba jalankan. Ya Allah, semoga esok dan seterusnya semua khilaf tidak akan terulang, dan segala amal kebaikan semoga mampu hamba tingkatkan. Amin..

Segudang Harapan..
Begitu banyak keinginan dan harapan yang tertanam di alam fikirku, semoga esok ku lebih baik lagi, baik buat diriku, keluargaku, guruku, para sahabatku, lingkungan sekitarku, dan untuk persiapan akhiratku. Semoga ya Allah, kali ini aku commit dengan segala asa dan selalu berdoa kepadamu, dan semoga diri ini hanya tergambar sebagai orang biasa yang begitu daif dihadapanMU, tidak ada nilai kesombongan dan sifat yang tidak baik lainnya.

Segudang Tanda Tanya..
Ya Allah, apakah esok aku masih bisa berada di jalan ini, apakah aku mampu berbuat yang lebih baik lagi, apakah esok aku bisa mencapai mimpiku. Harusnya aku tidak perlu bertanya Ya Allah, karena aku tau Engkau telah menggariskan semuanya. Engkau telah menentukan semuanya, jauh sebelum diri ini ada.... Namun , keraguan itu lagi-lagi datang Ya Allah, mungkin itu karena aku belum cukup mengimani setiap ketentuan yang Engkau gariskan. Tuntunlah hamba ya Allah untuk selalu beriman kepada segala ketentuanMU...

Segudang kesedihan..
Kenapa kata ini harus juga ada disini, karena itu adalah perasaan lain yang muncul di diri ini ,kala usiaku bertambah. Aku mulai mengenang hari-hari ulang tahunku sejak beberapa tahun yang lalu. Terakhir kali ku ingat di tahun 2003 yang lalu, kala aku berulang tahun, ada seseorang yang mengingatnya, menuliskan sejumlah kalimat di atas kertas biasa, tidak ada yang istimewa, hanya secarik kertas biasa yang bertuliskan ucapan selamat beserta dengan doa yang ia panjatkan untukku. Datang dari seorang sahabat yang telah banyak merubah pola fikirku dalam menyikapi hidup dan bagaimana seharusnya bersikap terhadap orang-orang terdekat. Mungkin itulah hari terindah untuk semua hari-hari ulang tahunku. Aku selalu ingat kala itu. Ulang tahun berikutnya berjalan seperti biasa, tidak ada yang istimewa, akupun melakukan pekerjaan sebagaimana biasanya, yaitu mencoba bermuhasabah dan mencoba membenahi setiap sisi hidup yang aku rasa perlu untuk dibenahi.

Ulang tahun berikutnya, tahun 2006 yang lalu. Ini merupakan ulang tahun yang paling menggembirakan, namun juga paling menyedihkan dalam sejarah hidupku. Karena kala itu aku mendapatkan kado istimewa, tepat 2 jam setelah aku merayakan Ulang tahun disebuah restoran di kotaku. Dengan beberapa sahabat dan orang yang paling berkesan yang pernah hadir dalam perjalanan hidupku. Dia memutuskan untuk meninggalkanku disaat aku berulang tahun, dimalam bahagiaku, aku harus rela kehilangan dia. Dengan alasan yang sangat bisa diterima oleh akal sehatku. Karena ia gak mau mengganggu reputasi aku sebagai seorang yang bercitra baik, begitu katanya. Namun apapun alasannya, tetap saja malam itu merupakan malam yang paling menyedihkan buat aku. Karena hanya dialah yang paling mengerti aku, namun aku harus melepaskan dia. Setelah kejadian itu, aku mulai takut dan tidak pernah merasa bahagia ketika hari ulang tahun itu tiba, aku selalu saja teringat akan kejadian itu, tak ayal, seperti yang tertulis dalam “The Lord of Attraction” bahwa diri kita merupakan sebuah magnet yang akan menarik sesuatu yang mempunya unsur magnet juga. It means “Jika kamu berfikiran baik, maka yang baiklah yang akan datang padamu, dan sebaliknya jika kamu berfikiran buruk, maka kamu akan didatangi yang buruk pula. Ini seperti halnya juga dikatakan dalam hadits bahwa “Allah akan mengikuti prasangka kamu” maka ketika ketakutan menghampiri, otomatis ku selalu was-was dan beranggapan kalau hari ulang tahunku selalu berkesan kesedihan dan tidak mengenakkan.

Benar saja, ulang tahun berikutnya, kujalani di negeri ini, bertepatan dengan shalat Ied, namun alangkah terkejutnya aku. Karena aku kehilangan kesempatan untuk melaksanakan shalat Ied pertama di negeri ini, karena ternyata Shalat Ied sudah dilakukan di hari sebelumnya. Artinya waktunya cepat satu hari dengan waktu shalat ied yang biasa dilakukan dikotaku. Bisa dibayangkan bagaimana sedihnya, shalat Ied pertama tidak berkumpul bersama keluarga, ehh terlambat pula, hingga tidak ada orang lain lagi di masjid kala itu. Namun tentu saja semuanya ada hikmahnya.


Dan hari ini, hari ulang tahunku. Allah sudah memberiku usia seperempat abad berada di dunia ini. Belum banyak yang bisa aku lakukan, belum banyak aku berucap terima kasih padaNYA. Belum banyak gurat keshalihan yang tercermin dalam sikap dan perbuatanku. Aku belum menjadi seorang yang cukup bersabar untuk menjalani setiap sisi hidup yang sudah digariskan olehNYA. Dan ternyata aku belum mampu berbuat apa-apa, bahkan untuk diriku, Tuhanku, keluargaku, alam sekitarku, dan sahabatku.

Begitu juga dengan kisahku, lagi-lagi aku meragukan tindakan yang aku buat selama ini, lagi-lagi aku mencoba mencari jalan terbaik, apakah aku akan meninggalkan seseorang yang saat ini selalu mengganggu siang dan malamku?? Aku masih dalam keraguan apakah ku harus mengakhiri semua ini dan membiarkan ia pergi dari hidupku. Jika ku membiarkannya pergi, itu artinya aku kehilangan lagi, dan jika aku tetap mempertahankan, sepertinya semuanya harus kubayar mahal andai kebersamaan ini tetap kupertahankan. Dan bias kesedihanku lagi-lagi hadir dalam diri ini, di hari Ulang Tahunku.

Ya Allah, semoga di hari ulang tahun berikutnya, jika Engkau masih memberiku kesempatan untuk melangkah di dunia ini, tuntunlah aku untuk selalu memikirkan segala yang positif ya Allah. Amin

2 comments:

gunadum said...

posting yang ini jangan dihapus ya...
:)

Wie said...

Ya dech, karena Na yang minta. Gak jadi di hapus nich
he he he