Dialog Hati, Dialog dengan Fikiran Sendiri, Muncul dari Berbagai Kondisi, tidak Selamanya Ia Nyata, tidak juga hanya Fiktif Belaka

10/6/08

Ku Kenal Ia Lewat Susunan Kata

Ada sebuah cerita yang ingin kusampaikan, cerita tentang seseorang yang kutemui di dunia maya, seseorang yang selalu setia menemaniku kala insomniaku mulai menyerang, ketika mata ini begitu sulit aku pejamkan. Akhirnya kularikan rasa bosanku dengan selalu berdiskusi dengan nya di sela-sela tugas yang harus aku selesaikan. Buat sekedar basa basi nanyain kabar sampai curhat panjang lebar tentang sisi hidup yang serasa amat berat untuk dijalani sendiri.

Aku selalu mencarinya jika ku sudah tak sanggup menanggung beban ku sendiri. Mengirimkan pesan singkat lewat sms dan memintanya untuk menyalakan komputer dan mendengarkan celotehanku yang kadang membuatnya bosan dan gak habis fikir kenapa kok masalah yang aku hadapi gak hilang2 dari awal ku menemukannya hingga hari ini??
Tapi ia selalu saja setia mendengarkan atau sekedar mengeluarkan ungkapan-ungkapan yang membuatku tergelak dan tertawa sendiri di ruang sepiku.Gum, begitu aku memanggilnya, sudah banyak cerita yang aku bagi dengannya, begitu banyak kisah pilu dan menyedihkan yang terlanjur kuceritakan padanya, begitu banyak kepahitan yang seharusnya kujalani sendiri tertumpah dan mengalir begitu saja ketika ku berbicara padanya. Aku tidak tahu mengapa aku begitu percaya ke dia, padahal aku tidak pernah melihat wujudnya, seperti apakah dia, aku juga tidak pernah tau apakah dia benar-benar seperti apa yang ia katakan atau yang ia gambarkan hanyalah rentetan cerita yang tidak akan pernah bisa kubuktikan kebenarannya. Namun saat itu aku tidak pernah perduli, ini dunia maya, komunikasi yang dilakukan secara virtual, hingga batas antara ada dan tiada bahkan tidak ada bedanya.Begitulah seterusnya, kami bercengkrama lewat rentetan kata yang membuat jarak seolah tiada. Hingga suatu hari akupun memutuskan untuk kembali, kembali ke tempat dimana perjalanan ini ku mulai. Dan akupun mulai berfikir dan berharap, setibanya ku disana kan kutemui orang yang selama ini selalu menemani malam panjangku, selalu setia mendengarkan keluh kesahku, ku ingin menemuinya buat ku sekedar berucap terima kasih karena kesetiaannya selama ini mengisi malam-malam panjangku.

Gum, I’ll go back to my hometown in July 31, kataku. Oo, senang sekali yach rasanya bisa berlibur bersama orang-orang yang disayang, yang sudah ditinggalkan selama 1 tahun lebih. Katanya. Oo, so pasti. Tapi ku kan lebih senang lagi jika ku bisa menemui kamu juga gum, kataku. Iya, ntar kalau ada waktu kita bisa ketemu.

31 Juli, tanggal yang kunantipun telah tiba, saatnya aku kembali saatnya ku tersenyum lagi, menikmati setiap detik bersama orang-orang yang aku sayang, itu yang terlintas di benakku kala itu. Pun demikian, oleh karena beban hidup yang aku jalani di Negeri ini tidaklah ringan hingga akupun harus banting tulang peras keringat untuk menutupi setiap kekurangan yang aku alami di Negeri ini, hingga akupun pulang ke tanah kelahiran tercinta bukan hanya sekedar liburan, aku harus bekerja memberikan sesuatu untuk kampusku, kampus yang sudah mengajarkan aku tentang segala kebaikan dan tanggung jawab, kampus yang mendewasakanku, hingga akupun masih mampu berdiri tegak sampai detik ini.

Kala itu akupun harus rela memendam kerinduan untuk orang-orang yang selama ini mendoakanku di setiap sujudnya, aku harus rela hanya mencoba menghubugi lewat suara buatku sekedar bercerita tentang kegembiraan dan kelelahanku dalam bekerja dengan beberapa rekan kerja yang juga berasal dari tempatku belajar saat ini. Kala itu aku bekerja di ibukota provinsi, sementara negeri yang telah membesarkanku, orang-orang yang aku sayang, yang paling berarti dalam hidupku tinggal di sana, negeri yang sejuk, negeri yang dikenal dengan sebutan seribu bukit.

Rutinitas yang kujalani dalam bekerja fulltime selama dua minggu, benar-benar menyita seluruh fikiran dan tenagaku, namun kala itu aku jalani dengan perasaan bahagia dengan satu niat bahwa aku berbuat untuk kampus yang sudah mengantarkanku ke jalanku saat ini. Tiba-tiba aku teringat akan pembicaraanku dengan seseorang, teringat sama seseorang yang ku kenal di dunia maya, sahabat virtualku, bukankah ia tinggal tidak jauh dari kota ini?? Seperti yang selalu ia gambarkan padaku di setiap susunan kata yang dia dikirimkan lewat fasilitas Yahoo Messenger?? Tanpa fikir panjang akupun memulai menekan tombol HPku dan mencoba mengirimkan SMS, ooh, ternyata dia membalas sapaanku. Aku senang kala itu, dan mulai bercerita kalau aku sedang berada di kota dekat kota tempat tinggalmu. Jika kamu punya waktu, mungkin kita bisa bertemu, kataku. Dia mulai beralasan kalau saat ini dia sibuk dan sedang berada di kota lain yang lokasinya jauh dari tempat aku bekerja. Akhirnya akupun menerima dengan sedikit kecewa. Tapi ya apa daya, dia tidak punya waktu untuk ku. Ungkapku dalam hati.

Selang beberapa hari setelah komunikasi lewat sms, akupun diberikan tugas oleh team leader di project yang aku kerjakan untuk mencari informasi pariwisata di pulau kecil yang dikenal dengan sebutan Golden Island, sedikit kebingungan aku harus cari info kemana, karena di kota ini, belumlah semaju kota tempat ku menimba ilmu saat ini, semua informasi yang kita butuhkan bisa didapat dengan mudah kalau kita punya teman yang kebetulan kenal atau tinggal di daerah tersebut. berbeda sekali dengan kota tempat ku belajar saat ini, semua informasi bisa diperoleh dalam waktu sekejab hanya dengan memanfaatka mesin pencari di Internet. Tiba-tiba aku teringat, oya, Gum fikirku. Dia mengatakan kalau kota kelahirannya adalah pulau indah itu, akhirnya tanpa fikir panjang akupun mencoba menghubungi dia via telephone. Aku sempat menghubungi beberapa kali, tapi tidak ada jawaban, akhirnya aku memutuskan untuk menghubugi beberapa jam berikutnya. Akhirnya ku coba hubungi dia lagi, dan alangkah terkejutnya aku, ternyata yang menjawab panggilanku adalah seorang perempuan. Kala itu fikiranku langsung berubah terhadapnya, apakah itu istrinya atau pacarnya?? Tanyaku dalam hati. Akhirnya ku putuskan untuk menutup telephone tanpa menjawab sapaan perempuan tersebut.

Aku benar-benar tidak menyangka kalau yang menjawab telephoneku adalah seorang perempuan, padahal gum selalu mengirimkan sms hampir setiap malam ketika aku selama aku berada di kota ini, sekedar nanyain kabarku atau dia mencoba bercerita tentang kelelahan dan apa yang ia kerjakan di hari tersebut, tapi kenapa giliran aku telephone kok perempuan yang angkat. Aku benar-benar bingung kala itu.

Malam hari setelah kejadian itu, diapun menyapaku dengan sebuah pesan singkat, dan aku jawab sekenanya dan mulai menanyakan sebenarnya dia siapa?
Gum, yang angkat telephone tadi siapa sich, kenapa sich kamu gak jujur aja ke aku kalau kamu itu suami orang??? Kataku. Dia berusaha menjelaskan kalau itu sepupunya dan dia mengatakan kalau dia tidak tau kalau aku yang nelphon. Tidak masuk di akal fikirku, dan aku menyudahi pembicaraan dengan sedikit kecewa terhadapnya.

Begitulah seterusnya, dia selalu berusaha menyapaku lewat sms atau yahoo messenger jika kebetulan aku sempat online, tapi aku tidak pernah perduli lagi dengan sapaanya. Akhirnya, suatu malam dia mencoba menelponku dan berusaha menjelaskan siapa dia dan posisinya saat ini, sehingga dia tidak bisa menemuiku. Aku hanya menanggapi semuanya dengan dingin. Demikian seterusnya, dia selalu mencoba membangunkanku di bulan ramadhan ini, dan mencoba menanyakan kabarku, aku tidak lagi sehangat dulu menanggapinya, hingga akupun harus kembali ke kota tempat ku menimba ilmu saat ini. Di hari kedua aku berada di kota ini, dia mencoba menyapaku,

Wi, aku akan pulang akhir minggu ini, dan aku berharap kalau kita bisa ketemu, begitu katanya. Oo, sayang sekali gum, I just came back to this country. Kataku, dan akupun tidak lagi memperdulikannya. Hingga akhirnya dia mencoba menghubugi lewat sms dan mengatakan “is there something wrong with you?? or still you angry with me?


Aku jawab kalau “ gak ada yang salah sama Gum. Tapi kesempatan untuk ketemu kamu emang benar-benar gak ada lagi, karena sekarang ini aku tidak lagi berada disana, jawabku.

Malam harinya, ia mencoba menghubungiku dan aku jawab seadanya, hingga iapun membuka diri kalau selama ini identitas yang ia pakai adalah beda, ia merahasiakan keberadaanya dimana, dan melarangku untuk menayakan kenapa aku benar-benar bingung dibuatnya. Dia cerita panjang lebar tentang siapa dia sebenarnya mencoba memberikan sebuah SNS miliknya untuk memperlihatkan siapa sebenarnya ia dan dimana ia sekarang, itulah sebabnya dia selalu menolak untuk ketemu aku karena saat ini dia sedang menimba ilmu di eropa sana, tepatnya di German. Satu sisi aku senang karena kali ini aku telah mengetahui dia siapa, tapi di sisi lain aku benar-benar kecewa karena dia telah membohongiku selama hampir satu tahun. Inilah dunia maya, ternyata aku belum mampu sepenuhnya menjalani peran sebagai makhluk virtual, karena pada kenyataannya aku masih juga merasa kecewa ketika teman dunia mayaku mempunyai identitas yang berbeda di dunia nyatanya. Harusnya aku tidak pernah perduli, tapi ternyata aku masih juga perduli tentang siapa dia dan kebohongan yang tidak aku ketahui alasanya kenapa….

However, I wanna send one word, together with a whisper of the wind to night, Wish u enjoy your vacation in Golden Island with a lovely family.

1 comment:

Anonymous said...

"Yang paling jauh itu adalah masa lalu"