Dialog Hati, Dialog dengan Fikiran Sendiri, Muncul dari Berbagai Kondisi, tidak Selamanya Ia Nyata, tidak juga hanya Fiktif Belaka

11/19/10

Persembahan untuk cinta

Untukmu yang memaksaku untuk "Diam"

Baiklah, akan kulakukan sesuai inginmu. Sesuai skenario yang kau gambarkan. Aku akan diam. Meski jiwaku tak henti menceracau setelahnya. Tapi biarlah hanya kosmik yang menjadi pendengar setianya. Mungkin sekali waktu memang harus begitu. Memilih untuk diam, meski itu serasa melumpuhkan seluruh kemampuan yang dianugrahkan Tuhan. Kali ini aku hanya akan menurut. Menurut pada Diam.


No comments: