Dialog Hati, Dialog dengan Fikiran Sendiri, Muncul dari Berbagai Kondisi, tidak Selamanya Ia Nyata, tidak juga hanya Fiktif Belaka

1/11/09

An Introvert - Nasihat Untuk Hati

Apa yang terjadi denganku, kenapa aku begitu egois terhadap diri sendiri, kenapa aku tidak pernah memperdulikan logika yang sering meronta?? Kenapa aku hanya perduli dengan hati, kenapa hanya ia yang menginginkan untuk dipenuhi kebutuhannya.. Kasian logika, sudah lama ia dinomorduakan, sudah lama ia dibiarkan diam dan tak mampu melawan keinginan hati yang selalu berteriak menuntut untuk selalu diperhatikan dan dimanja.

Kasian logika, yang kali ini sedang menuju masa kegelapannya, karena ia tidak dipekerjakan secara sempurna, kini lorong gelap mulai hadir dan menyertai langkahnya, kasian logika karena kali ini ia tidak mampu bekerja optimal karena selalu kalah untuk bersaing dengan hati yang selalu mendahuluinya, kenapa??

Sampai kapan hati?? Sampai kapan engkau akan mencoba menyingkirkan fungsi logika yang sebenarnya sangat kubutuhkan untuk selalu bersanding denganmu, memenuhi kewajiban kalian berdua agar jalan yang aku lalui seimbang. Kenapa kalian selalu berselisih?? Apa salahku sehingga kalian tidak mau berdamai?

Hati, saat ini aku benar-benar tidak bisa membiarkanmu lagi, aku tidak bisa membiarkanmu mengombang-ambingkan logikaku, karena aku memerlukan kalian berdua untuk bekerjasama dengan kompak, agar segala tujuan dapat tercapai sesuai keinginan dan cita-cita kita. Sudahlah, tidak ada gunanya lagi kita terus-terusan berdiskusi untuk hal-hal yang tidak penting, saatnya kamu instirahat hati. Aku tau kamu kelelahan, aku tau kamu sedang tidak bisa berlaku sempurna sesuai keinginanku. Aku tau banyak hal yang sudah membuatmu semakin lemah dan semakin kehilangan arah. Ku akui hati, kadang aku lupa memberimu vitamin, sehingga engkau kelihatan kurang ceria, kadang aku memberimu berlebih, sehingga itupun membuatmu bertanya-tanya kenapa aku tidak bisa commit untuk memberi takaran yang sesuai dengan apa yang engkau butuhkan. Entahlah hati, aku benar-benar minta maaf untuk semuanya, minta maaf atas lalaiku dalam memberi nutrisi yang sebenarnya sangat engkau butuhkan.

Tapi, please mulai hari ini dan hari-hari berikutnya, jangan ngulah lagi yach!! Berdamailah.. berdamailah dengan logika, agar kalian berdua mampu membuatku berdiri dan berjalan seimbang, agar segala fungsi yang ada di diri ini akan bekerja sempurna jika kalian berdua mau bekerjasama, dan tidak ada yang saling mendahului lagi. Agar semua yang kita jalani akan terlaksana sesuai rencana.

Hati, tidak perlu lagi memikirkan hal-hal yang tidak berguna, hakikat hidup kita adalah kesendirian, maka berusahalah untuk menikmati dan menjalani semuanya sendiri, segala halang dan rintangan yang ada dihadapan kita, kita coba hadapi bersama yach! Kita tidak perlu melibatkan siapa-siapa untuk mencapai segala yang kita inginkan.

Hati, biarlah dialog ini berakhir disini, kali ini aku mohon dengan sangat untuk pengertianmu, berhentilah memikirkan hal-hal yang ada diluar sana, karena saat ini kita punya tugas berat yang mesti segera kita kerjakan dan kita selesaikan. Tidak perlu lagi memikirkan hal-hal yang ada diluar sana, karena mereka hanya akan membuat jalan kita menjadi tertunda.

Hati, penghormatan diri sendiri akan berimbas pada penghormatan terhadap orang sekitar dan lingkungan kita, maka dari sekarang hormatlah dan hargailah dirimu sendiri, hargailah teman seperjalananmu, yaitu logika, karena kamu tidak akan mampu berjalan tanpa dia , berdamailah kalian berdua yach…

Kau datang menyejukkan diriku, menikam hatiku, detak jantungku, sesungguhnya ku tak inginkan dirimu, di tempat ini. dipelupuk hatiku melupakanmu, dipusara jiwaku pernah ku memiliki kisah tersembunyi dalam hidupku.
Mengapa kau harus datang disini, malam ini, tak bisa aku hindari
Maafkan bila kumenafikkanmu, bukan saatnya dan bukan waktunya (quote from Padi)

Gambar: Myspace.com

No comments: